Senin 19 Sep 2022 15:25 WIB

In Picture: Mengintip Produksi Blondo Bantul

Sejak 1980-an kawasan Mangiran, Bantul dikenal sebagai penghasil blondo..

Rep: Wihdan Hidayat/ Red: Mohamad Amin Madani

Proses memasak santan kelapa menjadi blondo atau kethak di Mangiran, Bantul, Yogyakarta, Senin (19/9/2022). Sejak 1980an kawasan Mangiran, Bantul dikenal sebagai penghasil blondo. Setiap seribu buah kelapa bisa menghasilkan blondo hampir satu kwintal dengan harga jual mencapai Rp 40 ribu perkilogram. Sementara minyak kelapa yang dihasilkan menjadi produk sampingan yang dijual seharga Rp 20 ribu perkilogram. Blondo digunakan masyarakat untuk bahan makanan, terutama untuk gudeg, rendang, atau produk makanan lainnya. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Pekerja menguliti kelapa untuk bahan baku pembuatan blondo atau kethak di Bantul, Yogyakarta, Senin (19/9/2022). Sejak 1980an kawasan Mangiran, Bantul dikenal sebagai penghasil blondo. Setiap seribu buah kelapa bisa menghasilkan blondo hampir satu kwintal dengan harga jual mencapai Rp 40 ribu perkilogram. Sementara minyak kelapa yang dihasilkan menjadi produk sampingan yang dijual seharga Rp 20 ribu perkilogram. Blondo digunakan masyarakat untuk bahan makanan, terutama untuk gudeg, rendang, atau produk makanan lainnya. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Proses memasak santan kelapa menjadi blondo atau kethak di Mangiran, Bantul, Yogyakarta, Senin (19/9/2022). Sejak 1980an kawasan Mangiran, Bantul dikenal sebagai penghasil blondo. Setiap seribu buah kelapa bisa menghasilkan blondo hampir satu kwintal dengan harga jual mencapai Rp 40 ribu perkilogram. Sementara minyak kelapa yang dihasilkan menjadi produk sampingan yang dijual seharga Rp 20 ribu perkilogram. Blondo digunakan masyarakat untuk bahan makanan, terutama untuk gudeg, rendang, atau produk makanan lainnya. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Proses memasak santan kelapa menjadi blondo atau kethak di Mangiran, Bantul, Yogyakarta, Senin (19/9/2022). Sejak 1980an kawasan Mangiran, Bantul dikenal sebagai penghasil blondo. Setiap seribu buah kelapa bisa menghasilkan blondo hampir satu kwintal dengan harga jual mencapai Rp 40 ribu perkilogram. Sementara minyak kelapa yang dihasilkan menjadi produk sampingan yang dijual seharga Rp 20 ribu perkilogram. Blondo digunakan masyarakat untuk bahan makanan, terutama untuk gudeg, rendang, atau produk makanan lainnya. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Pekerja menyaring blondo atau kethak dengan minyak di Mangiran, Bantul, Yogyakarta, Senin (19/9/2022). Sejak 1980an kawasan Mangiran, Bantul dikenal sebagai penghasil blondo. Setiap seribu buah kelapa bisa menghasilkan blondo hampir satu kwintal dengan harga jual mencapai Rp 40 ribu perkilogram. Sementara minyak kelapa yang dihasilkan menjadi produk sampingan yang dijual seharga Rp 20 ribu perkilogram. Blondo digunakan masyarakat untuk bahan makanan, terutama untuk gudeg, rendang, atau produk makanan lainnya. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Pekerja mengangkat blondo atau kethak yang sudah jadi di Mangiran, Bantul, Yogyakarta, Senin (19/9/2022). Sejak 1980an kawasan Mangiran, Bantul dikenal sebagai penghasil blondo. Setiap seribu buah kelapa bisa menghasilkan blondo hampir satu kwintal dengan harga jual mencapai Rp 40 ribu perkilogram. Sementara minyak kelapa yang dihasilkan menjadi produk sampingan yang dijual seharga Rp 20 ribu perkilogram. Blondo digunakan masyarakat untuk bahan makanan, terutama untuk gudeg, rendang, atau produk makanan lainnya. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Proses memasak santan kelapa menjadi blondo atau kethak di Mangiran, Bantul, Yogyakarta, Senin (19/9/2022). Sejak 1980an kawasan Mangiran, Bantul dikenal sebagai penghasil blondo. Setiap seribu buah kelapa bisa menghasilkan blondo hampir satu kwintal dengan harga jual mencapai Rp 40 ribu perkilogram. Sementara minyak kelapa yang dihasilkan menjadi produk sampingan yang dijual seharga Rp 20 ribu perkilogram. Blondo digunakan masyarakat untuk bahan makanan, terutama untuk gudeg, rendang, atau produk makanan lainnya. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Blondo atau kethak yang baru diangkat dari wajan di Mangiran, Bantul, Yogyakarta, Senin (19/9/2022). Sejak 1980an kawasan Mangiran, Bantul dikenal sebagai penghasil blondo. Setiap seribu buah kelapa bisa menghasilkan blondo hampir satu kwintal dengan harga jual mencapai Rp 40 ribu perkilogram. Sementara minyak kelapa yang dihasilkan menjadi produk sampingan yang dijual seharga Rp 20 ribu perkilogram. Blondo digunakan masyarakat untuk bahan makanan, terutama untuk gudeg, rendang, atau produk makanan lainnya. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Pekerja menuang minyak kelapa sisa pembuatan blondo atau kethak di Mangiran, Bantul, Yogyakarta, Senin (19/9/2022). Sejak 1980an kawasan Mangiran, Bantul dikenal sebagai penghasil blondo. Setiap seribu buah kelapa bisa menghasilkan blondo hampir satu kwintal dengan harga jual mencapai Rp 40 ribu perkilogram. Sementara minyak kelapa yang dihasilkan menjadi produk sampingan yang dijual seharga Rp 20 ribu perkilogram. Blondo digunakan masyarakat untuk bahan makanan, terutama untuk gudeg, rendang, atau produk makanan lainnya. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Pekerja menguliti kelapa untuk bahan baku pembuatan blondo atau kethak di Mangiran, Bantul, Yogyakarta, Senin (19/9/2022). Sejak 1980an kawasan Mangiran, Bantul dikenal sebagai penghasil blondo. Setiap seribu buah kelapa bisa menghasilkan blondo hampir satu kwintal dengan harga jual mencapai Rp 40 ribu perkilogram. Sementara minyak kelapa yang dihasilkan menjadi produk sampingan yang dijual seharga Rp 20 ribu perkilogram. Blondo digunakan masyarakat untuk bahan makanan, terutama untuk gudeg, rendang, atau produk makanan lainnya. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Pekerja menuang santan ke wajan untuk dimasak menjadi blondo atau kethak di Mangiran, Bantul, Yogyakarta, Senin (19/9/2022). Sejak 1980an kawasan Mangiran, Bantul dikenal sebagai penghasil blondo. Setiap seribu buah kelapa bisa menghasilkan blondo hampir satu kwintal dengan harga jual mencapai Rp 40 ribu perkilogram. Sementara minyak kelapa yang dihasilkan menjadi produk sampingan yang dijual seharga Rp 20 ribu perkilogram. Blondo digunakan masyarakat untuk bahan makanan, terutama untuk gudeg, rendang, atau produk makanan lainnya. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

Pekerja menguliti kelapa untuk bahan baku pembuatan blondo atau kethak di Mangiran, Bantul, Yogyakarta, Senin (19/9/2022). Sejak 1980an kawasan Mangiran, Bantul dikenal sebagai penghasil blondo. Setiap seribu buah kelapa bisa menghasilkan blondo hampir satu kwintal dengan harga jual mencapai Rp 40 ribu perkilogram. Sementara minyak kelapa yang dihasilkan menjadi produk sampingan yang dijual seharga Rp 20 ribu perkilogram. Blondo digunakan masyarakat untuk bahan makanan, terutama untuk gudeg, rendang, atau produk makanan lainnya. (FOTO : Republika/Wihdan Hidayat)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Proses memasak santan kelapa menjadi blondo atau kethak di Mangiran, Bantul, Yogyakarta, Senin (19/9/2022).

Sejak 1980an kawasan Mangiran, Bantul dikenal sebagai penghasil blondo. Setiap seribu buah kelapa bisa menghasilkan blondo hampir satu kwintal dengan harga jual mencapai Rp 40 ribu perkilogram. Sementara minyak kelapa yang dihasilkan menjadi produk sampingan yang dijual seharga Rp 20 ribu perkilogram. Blondo digunakan masyarakat untuk bahan makanan, terutama untuk gudeg, rendang, atau produk makanan lainnya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement