REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Pemerintah Rusia menolak tuduhan yang menyebut pasukannya melakukan kejahatan perang di wilayah Kharkiv, Ukraina. Hal itu disampaikan setelah ditemukannya kuburan massal di kota Izium, Kharkiv.
“Skenarionya sama seperti Bucha. Itu bohong, dan tentu saja kami akan membela kebenaran dalam cerita ini,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov ketika ditanya awak media tentang tudingan bahwa pasukan Rusia melakukan kejahatan perang di wilayah Kharkiv, Senin (19/9/2022).
Otoritas Ukraina telah menemukan kuburan massal di kota Izium yang berhasil direbut kembali dari kontrol pasukan Rusia. Lebih dari 440 mayat ditemukan dari kuburan tersebut. "Saya dapat mengatakan itu adalah salah satu situs pemakaman terbesar di kota besar di (daerah) yang dibebaskan, 440 mayat dimakamkan di satu tempat. Beberapa meninggal karena tembakan artileri, beberapa meninggal karena serangan udara,” kata kepala penyelidik polisi untuk wilayah Kharkiv, Serhiy Bolvinov, saat diwawancara Sky News, Kamis (15/9/2022) pekan lalu.
Kementerian Pertahanan Ukraina juga mengumumkan penemuan kuburan massal tersebut lewat akun Twitter resminya. “Kuburan massal ditemukan di Izium setelah pembebasan dari (pasukan Rusia),” tulisnya.
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyamakan penemuan kuburan massal di Izium dengan pembantaian warga sipil di Bucha pada awal agresi Rusia. “Rusia meninggalkan kematian di mana-mana dan harus bertanggung jawab,” ujar Zelensky dalam pidatonya pada Kamis malam waktu setempat.
Rusia telah membantah tudingan yang menyebut pasukannya menargetkan warga sipil dalam peperangan. Mereka pun menolak tuduhan bahwa tentaranya membantai warga Bucha seperti yang diklaim Ukraina. Moskow mengklaim tidak melakukan kejahatan perang. Konflik Rusia-Ukraina pecah pada 24 Februari lalu. Setelah hampir tujuh bulan berlangsung, kedua negara belum menunjukkan tanda-tanda akan melakukan negosiasi damai atau gencatan senjata.