Senin 19 Sep 2022 18:46 WIB

Garuda Dapat Pembiayaan Restorasi Pesawat Rp 725 Miliar

Fasilitas pembiayaan restorasi pesawat akan dijadikan skema kerja sama bagi hasil

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra. Maskapai Garuda Indonesia mendapatkan fasilitas pembiayaan restorasi pesawat dengan skema bagi hasil dari PT Perusahaan Pengelolaan Aset (PPA). Fasilitas pembiayaan tersebut senilai Rp 725 miliar.
Foto: Republika/Prayogi
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra. Maskapai Garuda Indonesia mendapatkan fasilitas pembiayaan restorasi pesawat dengan skema bagi hasil dari PT Perusahaan Pengelolaan Aset (PPA). Fasilitas pembiayaan tersebut senilai Rp 725 miliar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Maskapai Garuda Indonesia mendapatkan fasilitas pembiayaan restorasi pesawat dengan skema bagi hasil dari PT Perusahaan Pengelolaan Aset (PPA). Fasilitas pembiayaan tersebut senilai Rp 725 miliar.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan kerja sama tersebut merupakan bentuk komitmen Garuda Indonesia untuk mengoptimalkan langkah misi transformasi kinerja dalam upaya untuk terus memberikan kontribusi positif bagi masyarakat di tengah momentum pemulihan ekonomi nasional.

"Ini khususnya sektor Pariwisata melalui peningkatan aksesibilitas layanan penerbangan yang aman dan nyaman bagi masyarakat Indonesia," kata Irfan dalam keterbukaan informasi bursa, Senin (19/9/2022).

Fasilitas pembiayaan tersebut akan berlangsung selama lima tahun. Pembiayaan diimplementasikan secara bertahap pada sejumlah rute yang akan dijadikan skema kerja sama bagi hasil di antaranya adalah Jakarta-Surabaya-Jakarta, Jakarta-Makassar-Jakarta, dan Jakarta-Jayapura-Jakarta.

Irfan menuturkan, pandemi Covid-19 yang telah terjadi selama lebih dari dua tahun tidak dapat dipungkiri telah membawa industri penerbangan menghadapi berbagai tantangan kinerja operasional. Termasuk keterbatasan jumlah armada yang berada dalam kondisi siap beroperasi setelah sebelumnya armada tersebut sempat tidak beroperasi di tengah proses restrukturisasi kewajiban usaha, termasuk negosiasi bersama lessor.

"Fasilitas pembiayaan tersebut selanjutnya akan digunakan untuk mendukung percepatan pemulihan kinerja perusahaan, khususnya pada lini operasional penerbangan," jelas Irfan.

Irfan menjelaskan pembiayaan tersebut akan dioptimalkan untuk restorasi armada dan pemeliharaan spare part pesawat. Beberapa diantaranya seperti engine, APU, shipping part, dan berbagai komponen pesawat lainnya yang dioperasikan oleh perusahaan untuk mendukung kelancaran operasional Garuda Indonesia.

"Penggunaan fasilitas pembiayaan yang telah disepakati ini tentunya akan menyesuaikan dengan kebutuhan proyeksi restorasi armada yang telah ditetapkan untuk menunjang efektivitas pemulihan kinerja perusahaan, utamanya di situasi pasca pandemi saat ini," ujar Irfan.

Dengan begitu, Irfan mengatakan nantinya nantinya fasilitas pembiayaan akan digunakan secara bertahap. hal tersebut dilakukan sesuai kebutuhan operasional penerbangan Garuda Indonesia.

Irfan menambahkan, kerja sama dengan PPA diharapkan dapat mengoptimalkan kesiapan operasional Garuda Indonesia dalam menjamin ketersediaan berbagai ragam pilihan layanan penerbangan yang aman dan nyaman. Khususnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Menurutnya, kerja sama fasilitas pembiayaan tersebut memberikan optimisme tersendiri dalam hal kepercayaan sektor dunia usaha terhadap outlook bisnis Garuda Indonesia ke depannya. "Tentunya peluang ini akan terus kami optimalkan dan dikaji secara berkala guna menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, selaras dengan upaya kami untuk memastikan business plan Garuda Indonesia dapat diwujudkan secara optimal untuk mencapai entitas bisnis yang lebih agile, adaptif dan profitable,” ungkap Irfan.

Garuda Indonesia secara bertahap terus melakukan optimalisasi utilisasi pesawat sejalan dengan hasil negosiasi dengan lessor sejalan dengan telah disetujuinya proposal perdamaian dalam proses PKPU. Melalui berbagai upaya tersebut, perusahaan akan mengoptimalkan upaya untuk meningkatkan jumlah armada yang serviceable.

Pesawat Garuda yang siap melayani penumpang tersebut diproyeksikan akan bertambah secara bertahap. Hingga nantinya mencapai sekitar 60 pesawat dalam mendukung akselerasi peningkatan kinerja sampai akhir 2022.

Sebelumnya, Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan mengungkapkan saat ini trafik penerbangan mulai meningkat. Plt Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub  Nur Isnin Istiarto mengungkapkan maskapai perlu mengambil peluang tersebut.

"Dimana pada Juni 2022, lalu lintas penerbangan domestik maupun internasional sudah mencapai rata-rata 70 persen jika dibandingkan masa saat pedemi Covid-19 lalu," kata Isnin, Jumat (16/9/2022).

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement