Selasa 20 Sep 2022 00:15 WIB

Sandiaga: Catcalling Terhadap Wisatawan Cemari Citra Pariwisata Indonesia

Menurut Sandiaga, Catcalling itu adalah tindakan yang jahat terhadap wisatawan.

Red: Nidia Zuraya
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengunjungi Pantai Kelingking, Nusa Penida, Klungkung, Bali, Sabtu (17/9/2022).
Foto: ANTARA/Fikri Yusuf
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengunjungi Pantai Kelingking, Nusa Penida, Klungkung, Bali, Sabtu (17/9/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyatakan perbuatan catcalling terhadap wisatawan mencemari citra dan reputasi pariwisata Indonesia yang ramah. Pernyataan tersebut merupakan tanggapan atas adanya dugaan catcalling terhadap seorang wisatawan yang mengunjungi destinasi wisata Gili Trawangan, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), sehingga viral di platform TikTok melalui akun @miaerliana.

"Catcalling itu adalah tindakan yang jahat terhadap wisatawan atau siapa saja, biasanya lawan jenis. Misalnya di satu daerah ada seseorang yang disambut dengan siulan atau ucapan-ucapan seperti hai cantik, mau dianterin gak? Atau minta dong nomor WA-nya (WhatsApp)?, dan its so super annoying," ujar dia dalam The Weekly Brief with Sandi Uno yang dipantau secara virtual, Jakarta, Senin (19/9/2022).

Baca Juga

Sebagai seorang bapak yang memiliki dua anak perempuan, Sandiaga mengaku bisa merasakan apa yang dirasakan oleh wisatawan nusantara tersebut. Dia menegaskan agar tak ada lagi yang boleh melakukan hal itu karena pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia baru saja bangkit.

"Tadi saja saya baru kasih hadis dari Rasulullah, bahwa ?barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya.? Jadi itu sudah ada hadisnya, kita harus memuliakan tamu, jangan di-catcalling, and please stop," ungkap Menparekraf.

Lebih lanjut, dikatakan bahwa dirinya telah berkoordinasi dengan pemerintah, asosiasi, dan dunia usaha di NTB yang bersepakat untuk memberikan edukasi kepada para pelaku pariwisata dan masyarakat setempat agar kejadian catcalling tak lagi terulang. Hal tersebut mempertimbangkan citra NTB yang juga menjadi destinasi pariwisata ramah muslim.

"Ini cuma kelakuan beberapa oknum yang harus kita berikan peringatan agar tidak diulang lagi," kata Sandiaga.

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اِنَّآ اَنْزَلْنَا التَّوْرٰىةَ فِيْهَا هُدًى وَّنُوْرٌۚ يَحْكُمُ بِهَا النَّبِيُّوْنَ الَّذِيْنَ اَسْلَمُوْا لِلَّذِيْنَ هَادُوْا وَالرَّبَّانِيُّوْنَ وَالْاَحْبَارُ بِمَا اسْتُحْفِظُوْا مِنْ كِتٰبِ اللّٰهِ وَكَانُوْا عَلَيْهِ شُهَدَاۤءَۚ فَلَا تَخْشَوُا النَّاسَ وَاخْشَوْنِ وَلَا تَشْتَرُوْا بِاٰيٰتِيْ ثَمَنًا قَلِيْلًا ۗوَمَنْ لَّمْ يَحْكُمْ بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْكٰفِرُوْنَ
Sungguh, Kami yang menurunkan Kitab Taurat; di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya. Yang dengan Kitab itu para nabi yang berserah diri kepada Allah memberi putusan atas perkara orang Yahudi, demikian juga para ulama dan pendeta-pendeta mereka, sebab mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu jual ayat-ayat-Ku dengan harga murah. Barangsiapa tidak memutuskan dengan apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang kafir.

(QS. Al-Ma'idah ayat 44)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement