Selasa 20 Sep 2022 03:55 WIB

Erdogan: Turki Berharap AS Bekerja Sama dalam Perangi PKK dan FETO

Turki akan terus berperang melawan kelompok teroris FETO, PKK/YPG dan Daesh

Turki mengharapkan Amerika Serikat (AS) bekerja sama dengannya dalam memerangi kelompok teroris seperti PKK/YPG dan Organisasi Teroris Fetullah (FETO)
Turki mengharapkan Amerika Serikat (AS) bekerja sama dengannya dalam memerangi kelompok teroris seperti PKK/YPG dan Organisasi Teroris Fetullah (FETO)

REPUBLIKA.CO.ID., NEW YORK -- Turki mengharapkan Amerika Serikat (AS) bekerja sama dengannya dalam memerangi kelompok teroris seperti PKK/YPG dan Organisasi Teroris Fetullah (FETO), kata Presiden Recep Tayyip Erdogan pada Ahad (18/9/2022)

"Kami mengharapkan teman-teman kami di Amerika untuk bergerak dan bekerja sama dalam perjuangan kami melawan PKK, YPG dan FETO sepenuh hati sesuai dengan semangat aliansi," kata Erdogan pada acara makan malam yang diselenggarakan oleh Komite Pengarah Nasional Amerika-Turki (TASC) di Rockefeller Center di kota New York.

Erdogan mengatakan otoritas Turki sudah bekerja "dengan cermat" bersama rekan-rekan di AS untuk membawa pemimpin FETO Fethullah Gulen dan anggota kelompok itu ke pengadilan Turki.

Presiden Erdogan menekankan bahwa Turki akan terus berperang melawan kelompok teroris FETO, PKK/YPG dan Daesh.

"Kami akan menghilangkan bayangan gelap teror dari wilayah kami," tegas Erdogan.

FETO melancarkan kudeta yang digagalkan pada 15 Juli 2016 di Turki, yang telah menewaskan 252 orang dan menyebabkan 2.734 lainnya terluka.

Ankara menuduh FETO berada di belakang kampanye jangka panjang untuk menggulingkan pemerintah melalui infiltrasi ke lembaga-lembaga Turki, khususnya militer, polisi, dan peradilan.

Masalah Turki-AS

Presiden mengatakan dia berharap untuk menyelesaikan masalah antara Turki dan AS "berdasarkan kepentingan bersama" sambil mengembangkan kerja sama dengan Washington.

Erdogan mengatakan tidak ada masalah antara AS dan Turki yang tidak dapat diselesaikan sebagai dua mitra dan sekutu yang kuat selama 70 tahun. Dia juga menambahkan bahwa kedua negara bergandengan di NATO.

"Mulai dari pendanaan dan kekuatan pasukan darat, Turki menjadi salah satu dari lima mitra paling penting yang memberikan dukungan ini" di NATO, kata presiden Turki.

"Oleh karena itu, posisi Turki harus dipahami dengan baik, diketahui, dan keputusan serta langkah harus diambil dengan tepat," ujar dia.

Erdogan juga mengatakan bahwa Turki dan AS memiliki pendirian yang sama dalam banyak masalah regional dan global meskipun ada perbedaan dalam masalah keamanan nasional Ankara.

Dia juga menambahkan bahwa dirinya dan Presiden AS Joe Biden telah sepakat untuk memperkuat persahabatan dan kerja sama bilateral.

Perang di Ukraina

Beralih ke perang Rusia di Ukraina, Erdogan mengatakan Turki akan melanjutkan upaya untuk mengakhiri perang melalui jalur diplomasi dan menghilangkan dampak perang terhadap regional dan global.

"Perjanjian Istanbul, yang dicapai sebagai hasil dari upaya kami dengan PBB untuk mengekspor gandum Ukraina melalui Laut Hitam, adalah contoh paling nyata dari upaya ini," kata presiden Turki.

"Kami ingin menerjemahkan iklim positif yang telah kami capai di sini menjadi gencatan senjata dan kemudian berakhir dengan perdamaian abadi," tambah dia.

Turki, PBB, Rusia dan Ukraina menandatangani perjanjian di Istanbul pada 22 Juli untuk melanjutkan ekspor gandum dari tiga pelabuhan Ukraina di Laut Hitam yang dihentikan sementara setelah perang Rusia-Ukraina dimulai.

Islamofobia

Presiden mengungkapkan telah terjadi peningkatan ujaran kebencian, Islamofobia, dan prasangka buruk terhadap Muslim di seluruh dunia, di mana komunitas Turki-Amerika dan Muslim di Amerika terkadang menjadi sasaran serangan semacam itu.

Erdogan juga mendesak AS untuk mengambil tindakan pencegahan "kuat" terhadap mentalitas terdistorsi yang menyamakan Islam dengan terorisme dan kebencian terhadap Muslim.

 

sumber : https://www.aa.com.tr/id/turki/erdogan-turki-berharap-as-bekerja-sama-dalam-perangi-pkk-dan-feto/2688624
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement