Selasa 20 Sep 2022 02:47 WIB

Pedagang Pasar Harap Pemerintah Keluarkan Stok Beras Bulog

Kenaikan harga beras memicu inflasi pangan usai pemerintah menaikkan BBM subsidi.

Red: Erik Purnama Putra
Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), Sudaryono berdialog dengan pedagang pasar tradisional.
Foto: Dok pribadi
Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), Sudaryono berdialog dengan pedagang pasar tradisional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga beras mulai kualitas bawah hingga super atau premium perlahan naik mulai periode Juli hingga September 2022. Hal itu membuat pedagang pasar mulai khawatir. Pasalnya, kenaikan harga beras akan memicu dampak inflasi pangan usai pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi.

Menurut Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), Sudaryono, pemerintah patut mewaspadai tren kenaikan harga beras yang bisa semmakin meningkat seiring naiknya harga BBM. Sudaryono menuturkan, harga beras kualitas bawah dua pekan lalu masih di harga Rp 10 ribu per kilogram (kg), kini harganya naik menjadi Rp 10.500 hingga Rp 11 ribu per kg.

"Kenaikan ini tidak bisa dibiarkan meski kenaikan belum terlihat signifikan namun kenaikan ini perlahan tapi pasti. Jika dibiarkan oleh pemerintah akan memicu inflasi secara nasional," kata Sudaryono kepada wartawan di Jakarta, Senin (19/9/2022).

Data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPNSN) menunjukkan tren kenaikan harga beras untuk semua kualitas, baik bawah, medium, maupun premium. Beras mediu, yang banyak dikonsumsi masyarakat sudah menembus harga Rp 12.050 per kg pada 16 September 2022. Beras kualitas bawah juga sudah mencapai Rp 10.950 per kg dan kualitas premium nangkring di posisi Rp 13 ribu per kg.

Sementara untuk stok beras, menurut pedagang sangat melimpah. Pun pasokan dari distributor juga lancar. "Hari ini harga yang naik itu beras. Sedangkan harga untuk komoditas lain itu mengalami penurunan. Yang beras di ecer Rp 10 ribu menjadi Rp 11 ribu, yang Rp 12 ribu menjadi Rp 13 ribu," ucap Sudaryono.

Untuk itu, Sudaryono berharap agar pedagang pasar dilibatkan dalam operasi pasar untuk meredam kenaikan harga. Selain itu, pemerintah yang diwakili Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian harus segera berkoordinasi dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) dalam menyalurkan cadangan beras pemerintah (CBP) ke daerah-daerah yang harganya terpantau tinggi.

"Semoga pemerintah bijak dalam melihat kondisi ini dengan melibatkan pedagang pasar dalam menstabilkan harga beras. Dan pemerintah serta Bulog harus mengeluarkan CBP ke daerah yang harga berasnya terpantau tinggi agar stabil. Ini harus dilakukan agar inflasi dapat terjaga dan daya beli masyarakat juga stabil," ucap Sudaryono.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement