Selasa 20 Sep 2022 07:35 WIB

Blackpink dan Penyair Amanda Gorman Sampaikan Pidato di PBB 

Amanda Gorman membacakan puisi baru di ruang Majelis Umum PBB di New York.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Amanda Gorman Amanda Gorman membacakan puisi dalam acara
Foto: AP Photo/Seth Wenig
Amanda Gorman Amanda Gorman membacakan puisi dalam acara

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Band pop Korea Selatan Blackpink dan penyair Amerika Amanda Gorman turun ke panggung PBB pada Senin (19/9/2022) untuk mendesak tindakan terhadap perubahan iklim. Mereka juga mendesak tindakan untuk isu global lainnya yang mencakup pencapaian kesetaraan gender, serta mengakhiri kelaparan dan kemiskinan.

Gorman membacakan puisi baru di ruang Majelis Umum PBB di New York, sehari sebelum para pemimpin dunia memulai pidato tahunan di hadapan 193 anggota organisasi tersebut. Dalam puisimya, Gorman mendesak semua pihak untuk segera bergerak mengatasi berbagai macam persoalan global.

Baca Juga

"Saya hanya meminta Anda untuk peduli sebelum terlambat, agar Anda hidup sadar dan terjaga, bahwa Anda memimpin dengan cinta di jam-jam kebencian. Saya menantang Anda untuk mengindahkan panggilan ini, saya menantang Anda untuk membentuk nasib kita. Di atas segalanya, saya tantang Anda berbuat baik, agar dunia menjadi hebat," kata Gorman yang disambut tepuk tangan meriah.  

Gorman dan Blackpink ikut serta dalam sebuah acara untuk mempromosikan 17 tujuan pembangunan berkelanjutan yang dibuat oleh PBB pada 2015. Berbicara melalui panggilan video, empat anggota Blackpink mendesak semua orang untuk mengurangi konsumsi energi, memilih produk lokal dan mengurangi limbah makanan.

"Kita harus memanfaatkan momen ini dan mengambil tindakan untuk menciptakan dunia yang lebih berkelanjutan dan tidak meninggalkan siapa pun," kata salah satu anggota Blackpink, Jennie Kim.  

Sebuah panel iklim PBB mengatakan, pemerintah dan industri harus secara drastis mengurangi emisi bahan bakar fosil untuk menahan pemanasan global dan membatasi dampak iklim. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan, berbagai tantangan mendorong tujuan pembangunan berkelanjutan menjadi lebih jauh dari jangkauan. Dia menggambarkan tantangan untuk menyelamatkan orang-orang yang terkena dampak krisis global sangat besar.

"Orang-orang muda menuntut tindakan tidak hanya untuk diri mereka sendiri, tetapi untuk generasi masa depan. Bahaya yang kita hadapi bukan tandingan bagi dunia yang bersatu. Ayo mulai bekerja. Mari kita kembalikan dunia kita ke jalur yang benar," kata Guterres.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement