Selasa 20 Sep 2022 18:55 WIB

Polisi Anti-Teror Tunisia Tahan Mantan Perdana Menteri

Mantan PM Tunisia ditahan dengan dugaan mengirim milisi ke Suriah.

Red: Esthi Maharani
Pendukung Partai Ennahda Tunisia
Foto: AP Photo/Benjamin Girette
Pendukung Partai Ennahda Tunisia

REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS -- Kepolisian anti-terorisme Tunisia menahan mantan perdana menteri dan mantan pejabat partai oposisi Ennahda, Ali Laarayedh. Pengacaranya mengatakan ia ditahan selama satu hari setelah diselidiki atas dugaan mengirim milisi ke Suriah.

Dalam kasus yang sama polisi menangguhkan kesaksian mantan oposisi dan parlemen yang sudah dibubarkan Rached Ghannouchi pada Selasa (20/9) setelah menunggu selama 14 jam. Pengacara Laarayedh, Mokthar Jmayi mengatakan kliennya akan maju ke hadapan hakim Rabu (21/9) besok.

"Kami terkejut, dokumennya benar-benar kosong dan tanpa bukti," kata pengacara Laarayedh lainnya, Samir Dilou.

Ennahda membantah tuduhan terorisme dan menyebutnya sebagai serangan pada musuh Presiden Kais Saied. Ghannouchi menuduh Saied melakukan kudeta anti-demokratis setelah presiden mengambil alih seluruh kekuasaan musim panas lalu.

Saied membubarkan parlemen dan menjalankan pemerintahan melalui dekrit. Ia meresmikan sebagian besar kekuasaannya dengan konstitusi baru yang diratifikasi pada referendum bulan Juli.

Bulan lalu beberapa mantan pejabat keamanan dan dua anggota Ennahda ditangkap atas dakwaan yang berhubungan dengan warga Tunisia yang bepergian untuk alasan terorisme.

Sumber keamanan dan pemerintah memperkirakan satu dekade terakhir sudah sekitar 6.000 warga Tunisia yang melakukan perjalanan ke Suriah dan Irak untuk bergabung dengan kelompok teroris termasuk ISIS. Banyak yang tewas di sana sementara lainnya berhasil melarikan diri dan pulang ke Tunisia

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement