Selasa 20 Sep 2022 16:54 WIB

Akademisi Sebut Update Data Penerima BLT Diperlukan demi Tepat Sasaran

Akademisi UI apresiasi pemberian BLT untuk jaga daya beli warga.

Petugas merekam penyerahan BLT BBM ke warga saat penyaluran dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kantor Pos Indonesia Cabang Kota Kendari, Kendari, Sulawesi Tenggara.  Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Dwini Handayani angkat bicara soal perlunya bantalan sosial yang dilakukan pemerintah. Dirinya menilai, bantalan sosial yang diberikan pemerintah kepada masyarakat lantaran untuk memenuhi kebutuhan dan daya beli.
Foto: ANTARA/Jojon
Petugas merekam penyerahan BLT BBM ke warga saat penyaluran dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kantor Pos Indonesia Cabang Kota Kendari, Kendari, Sulawesi Tenggara. Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Dwini Handayani angkat bicara soal perlunya bantalan sosial yang dilakukan pemerintah. Dirinya menilai, bantalan sosial yang diberikan pemerintah kepada masyarakat lantaran untuk memenuhi kebutuhan dan daya beli.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Dwini Handayani angkat bicara soal perlunya bantalan sosial yang dilakukan pemerintah. Dirinya menilai, bantalan sosial yang diberikan pemerintah kepada masyarakat karena untuk memenuhi kebutuhan dan daya beli. 

"Bantalan sosial menurut saya diperlukan, untuk memastikan penduduk yang terdampak ini dapat terbantu untuk memenuhi kebutuhannya," jelas Dwini Handayani di Jakarta, Senin (19/9/2022). 

Dwini juga mengapresiasi BLT yang diberikan kepada masyarakat. "Bantalan sosial ini tepat dilakukan sebagai bentuk tegas pemerintah untuk memastikan hidup masyarakat khususnya yang terdampak tetap memiliki daya beli lebih baik serta wujud keadilan dari pengalihan subsidi," katanya. 

Dwini juga mengharapkan kepada pemerintah agar selalu udpate data terkait penerima BLT. "Yang pastinya, tentu perlu terus ada update data agar dapat meminimal eksklusion dan inclusion error sehingga yang menerima tepat sesuai kriteria dan diharapkan juga dipastikan bahwa bantalan sosial ini digunakan untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan dasar dan bukan untuk kebutuhan yang tidak diperlukan," tutup Dwini. 

Sebelumnya, Direktur Sekolah Kajian Stratejik Global (SKSG) Universitas Indonesia, Athor Subroto menilai bantuan langsung tunai (BLT) merupakan langkah pemerintah untuk menghambat inflasi akibat penyesuaian harga BBM. 

"Ini akan menjadi penyeimbang, di saat akan inflasi maka akan ada bantuan dari pemerintah," ungkap Athor. 

Oleh karena itu, Athor pun juga mengemukakan bahwa pengalihan subsidi BBM oleh pemerintah merupakan langkah agar subsidi lebih tepat sasaran dan juga menjaga daya beli masyarakat. 

"Paling tidak, masyarakat tidak kehilangan daya beli. Dengan adanya BLT dapat menjaga daya beli masyarakat," ujar Athor

Ditempat terpisah pengamat ekonomi Universitas Indonesia (UI) lainnya, Telisa Falianty mengatakan, keputusan pemerintah menyesuaikan harga BBM bersubsidi berimbas pada perekonomian masyarakat. Salah satunya kenaikan harga kebutuhan pokok. Kehadiran BLT diharapkan bisa menjadi bantalan bagi masyarakat dalam penyesuaian harga BBM. 

"Tujuan bantalan sosial ini untuk menjaga dampak dari suatu guncangan pada ekonomi kelompok rentan yang kurang atau tidak memiliki kemampuan melawan guncang tersebut. Bantalan ini seharusnya bersifat temporer dan jangka pendek utamanya menjaga daya beli dan konsumsi masyarakat rentan," ujarnya. 

Talisa Fallianty menekankan, BLT bertujuan agar masyarakat bisa survive, BLT ini hanya bersifat sementara. Yang terpenting adalah bagaimana mendesain lapangan kerja yang dapat menyerap masyarakat banyak.Selain itu juga ada perbaikan penyaluran subsidi untuk beasiswa sekolah atau fasilitas kesehatan, dan lain-lain.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement