REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Galian jalan rusak yang akan ditambal di ruas Jalan Lintas Sumatra (Jalinsum) persisnya di Jl Soekarno-Hatta Kota Bandar Lampung rawan kecelakaan lalu lintas (lakalantas). Kedalaman galian mencapai 10 cm tersebut terbengkalai belum ditambal hingga Selasa (20/9/2022).
Warga kota dan luar kota pengguna jalan lintas tersebut mengeluhkan galian jalan rusak tersebut sampai terbengkalai belum juga ada tanda-tanda akan ditambal. Para pemotor dan mobil pribadi banyak yang terjebak saat melintas di galian tersebut, karena tidak ada pelang atau tanda jalan diperbaiki.
Pemantauan Republika.co.id di jalinsum ruas Jl Soekarno – Hatta Kota Bandar Lampung, Selasa (20/9/2022), galian jalan-jalan rusak tersebut tersebar di sejumlah titik. Tidak saja di badan jalan tapi juga di sisi jalan. Sedangkan alat berat tampak berada di bahu jalan, namun belum ada petugas untuk memperbaiki jalan.
Tersebarnya galian jalan rusak tersebut membuat laju kendaraan terganggu dan macet, karena banyak truk barang yang melaju dengan lambat untuk menghindari galian jalan yang dinilai cukup dalam. Sedangkan pengemudi motor banyak terjebak dalam lubang galian jalan yang tidak ada tanda-tanda peringatan perbaikan.
“Galian jalan rusak ini sudah lama dibiarkan, tapi belum juga mau ditambal. Ini mengganggu sekali, dan rawan kecelakaan karena tidak ada rambu peringatan,” kata Rudi (54 tahun), warga Tanjung Senang, Bandar Lampung.
Dia mengatakan, seharusnya perbaikan atau penambalan jalan rusak dilakukan secara cepat karena jalan itu jalan lintas yang digunakan juga warga dalam Kota Bandar Lampung. Galian jalan rusak juga, kata dia, tidak seharusnya berada dan tersebar di sejumlah titik, sehingga menimbulkan kemacetan arus kendaraan.
Linda (38 tahun), pemotor warga Jl Pramuka, mengeluhkan pemerintah lambat mengatasi kerusakan jalan apalagi jalan lintas yang banyak dilalui kendaraan dari Jawa dan Sumatra. Menurut dia, proyek jalinsum tersebut dari pemerintah pusat, seharusnya lebih cepat diperbaiki agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
“Jangan sampai sudah ada kecelakaan lalu lintas, baru ada reaksi dari pemerintah. Ini kelalaian dari petugas, seharusnya sudah langsung ditambal agar kendaraan aman,” kata Linda, mahasiswi perguruan tinggi negeri di Lampung.
Dia mengatakan, banyak kendaraan motor yang terjebak dalam lubang galian jalan rusak karena dalamnya sangat terasa di ban motor. Selain bisa merusak motor, dalamnnya lubang galian tersebut dapat menimbulkan korban jiwa, bila pemotor tidak dapat mengendalikan laju kendarannya saat melintas di jalan lintas tersebut.
Petugas alat berat yang berada di sisi jalinsum tersebut tidak mengetahui kapan galian jalan rusak tersebut akan ditambal. Menurut lelaki separuh baya tersebut, ia hanya petugas yang menjaga alat berat yang sudah parkir di tepi jalinsum.