Selasa 20 Sep 2022 18:11 WIB

Nasi tanpa Lauk Dibagikan ke Warga Binaan? Ini Kata Kalapas Salemba

Foto dan video warga binaan yang beredar itu tak utuh, tapi setengah-setengah.

Rep: Ali Mansur/ Red: Andi Nur Aminah
sepiring nasi (ilustrasi)
Foto: Cooked
sepiring nasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Klas II A Salemba, Jakarta Pusat Yosafat Rizanto membantah pihaknya hanya membagikan nasi cadong tanpa lauk ke Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Hal itu disampaikan menanggapi video yang beredar di media sosial, yang memperlihatkan makanan bagi narapidana (napi) hanya berupa nasi tanpa lauk.

"Itu tidak benar (nasi tanpa lauk, Red). Karena lauknya itu posisi di atas semua. Nasi dipisah karena kalau digabungkan pada saat pendistribusian dari dapur ke blok, nanti dia jatuh menyatu dengan nasinya. Nanti, jadinya tidak higienis lagi antara nasi dengan sayur, makanya dipisahkan," tegas Yosafat, dalam saat dikonfirmasi, Selasa (20/9/2022).

Baca Juga

Yosafat mnejelaskan, nantinya sampai di blok, kemudian akan dibagi ke kamar masing-masing sesuai jumlah narapidana yang ada di ruang tahanan. Menurutnya, setiap narapidana sesuai dengan menu harian bakal mendapat nasi dan lauk. Ia juga memastikan setiap narpidana yang ada di dalam sel mendapakan nasi cadong beserta lauknya. 

"Jadi videonya seakan-akan cuma telur tiga. Kalau telur digabungkan dalam ompreng, kan akan tertindih akhirnya pecah dan tidak sesuai dengan apa yang kita sesuaikan dengan SOP, makanya telurnya dibagikan langsung ke orang yang bersangkutan,” jelas Yosafat.

Yosafat menilai foto dan video yang beredar tidak utuh, tapi setengah-setengah. Sehingga terkesan pihaknya memberikan nasi cadong tanpa lauk. Padahal tidak mungkin pihak lapas membagikan tidak sesusai dengan apa yang saharusnya. Video tersebut diposting oleh @jadetabek.info.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement