REPUBLIKA.CO.ID, TBILISI -- Seorang pria bersenjata menyandera belasan orang di sebuah bank di kota Kutaisi, Georgia, Selasa (20/9). Dia menuntut sejumlah uang untuk membebaskan para sandera tersebut.
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Georgia mengungkapkan, aksi penyanderaan itu berlangsung di cabang Bank of Georgia di Kutaisi. “Untuk saat ini, ada 12 sandera di gedung itu,” kata Kemendagri Georgia dalam sebuah pernyataan.
Menurut Kemendagri Georgia, polisi telah dikerahkan ke lokasi untuk melakukan negosiasi dengan pelaku dan mengakhiri krisis. Kemendagri Georgia mengungkapkan, penyelidikan untuk tindakan teroris, penyanderaan, dan kepemilikan senjata api ilegal telah dibuka.
Stasiun televisi Georgia, Mtavari, menayangkan rekaman video yang diambil oleh salah satu sandera lewat ponselnya. Dalam video itu ditunjukkan dua alat peledak yang dipasang pelaku di pintu masuk. “Dia (pelaku penyanderaan) mengatakan ini adalah bom yang akan meledak jika pintu terbuka,” ucap sandera tersebut dalam videonya.
Dalam video lain tampak bahwa pelaku penyanderaan adalah seorang pria. Selain bersenjata, ia mengenakan topeng dan seragam militer. “Tuntutannya adalah 2 juta dolar dalam waktu tiga jam. Dia memiliki granat tangan dan ada bom yang akan meledak,” kata seorang sandera wanita yang terdengar di video tersebut.
Ini bukan pertama kalinya aksi penyanderaan terjadi di kantor Bank of Georgia. Pada Oktober 2020, seorang pria bersenjata menyandera 43 orang di kantor cabang Bank of Georgia di kota barat Zugdidi. Setelah memperoleh tebusan, pelaku berhasil melarikan diri dan belum berhasil ditahan hingga kini. Tidak disebutkan berapa jumlah uang yang diterima pelaku kala itu.