Selasa 20 Sep 2022 20:17 WIB

Arab Saudi Lestarikan Tradisi Kerajinan Tembikar Madinah

Tembikar Madinah saat ini digunakan sebagai suvenir atau barang dekoratif.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Kerajinan tembikar di Arab Saudi. Arab Saudi Lestarikan Tradisi Kerajinan Tembikar Madinah
Foto: Saudi Gazette
Kerajinan tembikar di Arab Saudi. Arab Saudi Lestarikan Tradisi Kerajinan Tembikar Madinah

REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Kota Madinah selain terkenal karena adanya Masjid Nabawi, daerah ini juga terkenal dengan kerajinan tangan dan tembikar tradisional. Tembikar ini pada awalnya digunakan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari sebagai barang-barang rumah tangga, mulai dari penyimpanan dan memasak hingga transportasi barang.

Namun saat ini, karena barang-barang rumah tangga produksi pabrik yang terbuat dari plastik, keramik, dan aluminium, kerajinan kuno gerabah perlahan-lahan mati karena orang hanya menggunakannya sebagai suvenir atau barang dekoratif. Karena itu, Saudi otoritas kebudayaan Saudi sedang mengadakan kursus dan lokakarya untuk melestarikan tembikar. Juga mendukung tembikar hasil UMKM dengan memajang produk mereka di berbagai acara.

Baca Juga

Tammam Mahmoud, salah satu pembuat tembikar di wilayah tersebut, berusaha keras untuk menjaga agar seni tetap hidup. Kemampuan membuat tembikar dikuasainya dari tradisi keluarga.

“Saya bangga mewarisi profesi ini dari ayah dan kakek saya lebih dari 40 tahun yang lalu. Terlepas dari tantangan dan kesulitan yang dihadapi para pembuat tembikar, kesabaran membantu mereka untuk maju,” kata Mahmoud dilansir dari Arab News, Senin (19/9/2022).

“Permintaan gerabah menurun karena keragaman peralatan rumah tangga modern yang mudah diakses, serta harganya yang berbeda.Saat ini, industri gerabah terbatas pada aspek teknis dan estetika, seperti oleh-oleh yang dibeli oleh wisatawan," tambahnya.

Mahmoud mengatakan tanah liat yang digunakan untuk produksi tembikar bersumber dari lembah Madinah setelah hujan. Berbagi bagaimana suatu produk terbentuk, pengrajin mengatakan adonan tanah liat disiapkan dengan tangan sebelum menambahkan bahan alami lainnya untuk memastikannya menyatu.

Tanah liat tersebut kemudian dibentuk menggunakan cetakan dengan berbagai ukuran untuk mendapatkan desain yang diinginkan. Produk dikeringkan di bawah sinar matahari, sebelum dipanggang dalam oven tradisional pada suhu tertentu untuk memastikan daya tahannya. Kemudian dikirim ke pasar untuk dijual. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement