Rabu 21 Sep 2022 00:05 WIB

Penduduk Makkah dan Madinah Sering Disebut Bangsa 'Ummi', Apa Itu?

Penduduk Makkah dan Madinah tidak mutlak bangsa yang ummi.

Rep: mgrol135/ Red: Ani Nursalikah
Suasana Makkah tempo dulu. Terlihat onta yang tengah berbaring di samping pelananya setelah berjalan melintasi padang pasir. Penduduk Makkah dan Madinah Sering Disebut Bangsa 'Ummi', Apa Itu?
Foto: Gahtena.nl
Suasana Makkah tempo dulu. Terlihat onta yang tengah berbaring di samping pelananya setelah berjalan melintasi padang pasir. Penduduk Makkah dan Madinah Sering Disebut Bangsa 'Ummi', Apa Itu?

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat Arab khususnya penduduk Makkah dan Madinah sering disebut-sebut sebagai bangsa yang ummi, dalam arti tidak membaca dan tidak menulis. Ini memang fakta yang tidak bisa dipungkiri karena memang dibenarkan di dalam ayat Alquran.

Kata 'ummi' ini tidak hanya ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW saja, tetapi juga kepada masyarakat Arab, dan kaum Yahudi. Namun ketika Alquran menyebut mereka sebagai buta huruf, tidak berarti sifatnya mutlak 100 persen seluruhnya tidak bisa membaca dan menulis.

Baca Juga

Namun, Alquran menyebutkan mayoritasnya memang belum bisa membaca dan menulis, untuk membedakan dengan bangsa-bangsa lainnya di masa itu yang umumnya lebih banyak yang bisa membaca dan menulis. Tentang apa hikmah di balik kenapa Allah SWT takdirkan Nabi Muhammad SAW dilahirkan di tengah bangsa yang ummi, ada pembahasan tersendiri dan bukan disini tempatnya.

Ahmad Sarwat dalam Sejarah Al-Quran terbitan Rumah Fiqih Publishing mengatakan keummiyan bangsa Arab yang mana Alquran telah menyebutkannya, tidak berlaku mutlak. Ada beberapa pengecualian yang terbukti valid dan juga menjadi fakta, antara lain:

Syair Arab Digantung di Ka’bah

Para penyair Arab terbiasa menampilkan performa mereka di pasar-pasar seni di Makkah. Salah satunya pasar Ukadz. Karya para pujangga Arab yang termasyhur seringkali mereka gantungkan di dinding Ka’bah sebagai penghargaan atas karyakarya mereka di bidang sastra.

Naskah Pemboikotan (Muqatha’ah)

Salah satu bukti adalah dituliskannya naskah pemboikotan kepada Bani Hasyim di Syi’ib Ali. Mereka tuliskan naskah itu di atas kulit hewan dan untuk mempublikasikannya, lembaran kulit itu digantungkan pada dinding atau pintu Ka’bah. Ini adalah bentuk bagaimana kerasnya penentangan para pemuka Quraisy Makkah kepada dakwah Nabi Muhammad SAW.

Naskah Perjanjian Hudaibiyah

Gencatan senjata antara pihak muslimin di Madinah dengan musyrikin Makkah terjadi pada tahun kedelapan hijriyah, lewat sebuah naskah yang disebut dengan Perjanjian Hudaibiyah.

Teks Alquran Beredar di Tengah Sahabat

Diantara fakta yang tidak terbantahkan bahwa di masa awal turun wahyu sudah dituliskan Alquran adalah kisah masuk Islamnya Umar.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement