Selasa 20 Sep 2022 21:15 WIB

BLT BBM di Kota Bandung Tersalurkan 89 Persen, Dinsos: Sisa 10.885 KPM

Penyaluran bantuan selain melalui PT Pos Indonesia juga home visit ke rumah warga

Rep: fauzi ridwan/ Red: Hiru Muhammad
Warga penerima manfaat difoto petugas saat penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) bahan bakar minyak (BBM) dan sembako di Kantor Pos Bandung, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Kamis (8/9/2022). Sebanyak 65 ribu keluarga penerima manfaat (KPM) yang telah terdaftar di kota itu menerima BLT BBM dengan total Rp600 ribu yang dicairkan menjadi dua tahap (pertahap Rp300 ribu) dan program bantuan tunai sembako sebesar Rp200 ribu per KPM. Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Warga penerima manfaat difoto petugas saat penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) bahan bakar minyak (BBM) dan sembako di Kantor Pos Bandung, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Kamis (8/9/2022). Sebanyak 65 ribu keluarga penerima manfaat (KPM) yang telah terdaftar di kota itu menerima BLT BBM dengan total Rp600 ribu yang dicairkan menjadi dua tahap (pertahap Rp300 ribu) dan program bantuan tunai sembako sebesar Rp200 ribu per KPM. Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG—Pemerintah Kota Bandung melalu Dinas Sosial melaporkan, sejak mulai disalurkan pada Kamis (8/9/2022) hingga Senin (19/9/2022), capaian penyaluran Bantuan Langsung Tunai Bahan Bakar Minyak (BLT BBM) telah mencapai 89 persen. Kepala Dinas Sosial Kota Bandung Sony Bakhtiyar mengatakan, data terkini realisasi penyaluran BLT BBM tercatat sebanyak 87.972 keluarga penerima manfaat (KPM) atau 89 persen dari total sasaran 98.857 KPM. 

“BLT yang belum tersalurkan sebanyak 10.885 KPM, ini disebabkan adanya penambahan alokasi sasaran KPM dari data tambahan Kemensos,” kata Sony saat dihubungi Republika, Selasa (20/9/2022). 

Baca Juga

Berdasarkan data PT Pos Indonesia per 19 September 2022, wilayah dengan jumlah alokasi BLT BBM terbanyak adalah Kelurahan Jamika, Kecamatan Bojongloa Kaler dengan 2.277 KPM, disusul Kelurahan Babakan Tarogong di kecamatan yang sama dengan jumlah alokasi 2.199 KPM. Sejauh ini, jumlah realisasi kedua wilayah tersebut telah mencapai 90 persen.  “Jamika sudah terealisasi 2.054 KPM, tinggal 223 KPM lagi, kalau Babakan Tarogong sudah terealisasi 1.979 KPM, sisanya 220 KPM,” kata Sony. 

Adapun wilayah dengan capaian realiasi tertinggi berada di Kelurahan Babakan Penghulu, Kecamatan Cinambo dengan realisasi 90 persen, atau 333 KPM dari jumlah sasaran 338 KPM, atau sisa 5 KPM. Disusul Kelurahan Maleber, Kecamatan Andir, dengan 99 persen realisasi atau 829 KPM dari total alokasi 840 KPM, sisa 11 KPM.

Sedangkan wilayah dengan realisasi terendah berada di Kelurahan Pasanggrahan Kecamatan Ujungberung dengan capaian 72 persen, sebanyak 606 KPM dari jumlah alokasi 841 KPM, dengan jumlah KPM yang tersisa sebanyak 235. Wilayah dengan realisasi terendah kedua adalah Kelurahan Antapani Kidul, Kecamatan Antapani dengan capaian 74 persen, 190 KPM dari total sasaran 258 KPM. 

“Kalau dilihat secara lebih general, dari kecamatan, wilayah dengan realiasasi terbanyak ada di Kecamatan Andir, 97 persen atau sebanyak 4.626 KPM dari 4.745 KPM,” kata Sony.

“Kalau realisasi paling rendah ada di Kecamatan Astana Anyar, Cibeunying Kaler, dan Cibiru, semuanya masih 85 persen,” sambungnya. 

Dia menegaskan, selain disalurkan melaui PT Pos Indonesia, bantuan tunai ini juga didistribusikan dengan cara home visit khususnya bagi penerima berusia lanjut, sakit, atau penyandang disabilitas. Metode tambahan ini, kata dia, membutuhkan waktu lebih lama sehingga capaian tidak begitu masif. Meski begitu, dia meyakinkan bahwa penyaluran bantuan untuk mengantisipasi resiko inflasi akibat kenaikan BBM ini akan terus disalurkan hingga akhir tahun 2022 mendatang.

Untuk memastikan ketepatan penyaluran, Pemerintah Kota Bandung akan menerjunkan tim monitoring dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) untuk membantu mangawasi proses penyaluran bantuan. “Dinsos akan menurunkan tim monitoring dan TKSK untuk membantu mengawasi. Kita pastikan dan awasi mekanisme penyalurannya,\" ujarnya.

Dia menjelaskan, besaran bantuan tunai akan didistribusikan secara bertahap, mulai September hingga Desember mendatang. Pada dua bulan pertama uang tunai yang diberikan sebesar Rp 150 ribu per bulannya, dan Rp 300 ribu di dua bulan setelahnya. Sony menambahkan, saat ini Pemerintah Kota Bandung terus melakukan validasi dan pendataan, mengingat hingga saat ini data penerima BLT BBM masih fluktuatif. 

“Per hari ini, Selasa (6/9/2022), untuk Kota Bandung, data masih dinamis, belum fiks, data yang diterima hingga saat ini sebanyak 69.390 orang, semuanya sudah masuk DTKS,” kata Sony.

“Mudah-mudahan kalau datanya sudah fiks, minggu depan sudah proses penyaluran, hari ini selalu koordinasi dengan dinsos provinsi, PT Pos dan penyalur. mohon bersabar, jangan sampai datanya tidak valid,” sambungnya. 

 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement