REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU -- Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) menangkap peluang bisnis perkebunan dan kakao di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar). "Kami menangkap adanya peluang bisnis perkebunan kakao yang berpeluang dikelola dengan melibatkan pengusaha muda di Sulbar dan seluruh pelosok negeri," kata Sekretaris Umum BPP HIPMI Bagas Adhadirgha di Mamuju, Selasa (20/9/2022).
Ia mengatakan, berdasarkan hasil penelusuran, ternyata kakao yang diproduksi di Belgia, berasal dari Indonesia, termasuk dari Provinsi Sulbar. "Kakao yang diproduksi di Belgia berasal dari negara Vietnam dan Indonesia, dan kakao dari Indonesia tersebut ternyata berasal dari Sulbar," katanya.
Menurut dia, kakao atau cokelat maupun kopi sudah seperti makanan pokok yang menjadi andalan warga Eropa, sehingga peluang pengembangan bisnis cokelat di Sulbarsangat besar. "Biji buah kakao yang telah difermentasi selanjutnya dapat dijadikan cocoa powder dan juga lemak nabatiberupa cocoa butter, cokelat dalam bentuk bubuk kemudian digunakan sebagai produk makanan dan minuman, seperti susu, selai, roti, dan lainnya," katanya.
Oleh karena itu, Bagas yang merupakan kandidat Ketua Umum BPP HIPMI menyatakanHIPMI akan mendukung pengembangan bisnis kakao di Sulbar dengan menggerakkan pengusaha muda untuk mengembangkannya.
"Pengusaha muda di Sulbar mesti menangkap peluang bisnis, usaha di bidang pertanian dan perkebunan kakao tersebut, karena pengembangannya akan stabil dan tidak membuat rugi, disebabkan pasarnya luas dan diminati di Eropa," katanya.