REPUBLIKA.CO.ID, MUENCHEN -- Bek tengah Matthijs de Ligt menilai mantan klubnya Juventus tengah berada dalam krisis. Menurut dia, keputusan pindah ke Bayern Munchen adalah langkah yang sangat tepat.
"Saya sangat menikmati waktu saya di Juventus, tetapi merasa telah tiba saatnya untuk saya mencari tantangan baru," kata De Ligt kepada NOS, dilansir Football Italia, Selasa (20/9/2022).
De Ligt didatangkan Juventus dari klub Belanda Ajax Amsterdam pada 2019 dengan mahar fantastis yakni 85,5 juta euro (Rp 1,28 triliun). Pesepak bola berusia 23 tahun itu telah meraih tiga gelar bergengsi, yakni Serie A Liga Italia 2019/2020, Coppa Italia 2020/2021, dan Piala Super Italia 2020.
Akan tetapi kariernya bersama tim asal Piedmont, Turin begitu singkat. De Ligt memutuskan untuk hengkang ke tim raksasa Bundesliga Jerman Bayern Muenchen, musim panas ini. Kepindahannya ke Bayern memakan biaya sekitar 67 juta euro (Rp 1 triliun) ditambah beberapa bonus.
De Ligt mengungkapkan alasannya meninggalkan Turin, yakni demi mengejar ambisinya untuk menjuarai Liga Champions. "Juventus adalah tim yang hebat, tetapi datang ke sini adalah langkah lain bagi saya, karena Bayern memiliki ambisi untuk memenangkan Liga Champions. Saya tidak merasakan hal itu di Juventus," kata De Ligt.
Juventus merupakan salah satu klub top dunia dengan kerap mendominasi kompetisi elit Negeri Pasta. Namun kiprah Nyonya Tua saat mentas di kompetisi memperebutkan Si Kuping Besar terbilang biasa-biasa saja. Bahkan, terakhir kali Juventus mengangkat trofi Liga Champions terjadi pada 1996 atau tiga tahun sebelum De Ligt lahir.
Musim ini juga menjadi awal yang sulit bagi Bianconeri mengingat mereka tengah terombang-ambing di papan tengah klasemen Serie A. Juventus baru memenangkan dua kemenangan, empat imbang dan sekali kekalahan, yang menempatkan skuad Massimiliano Allegri di posisi delapan. Sedangkan di Liga Champions, Juventus lebih parah lantaran dua kali menelan kekalahan dari Paris Saint-Germain (PSG) dan Benfica.