UMY dan UII Bangun Kolaborasi
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Fakhruddin
UMY dan UII Bangun Kolaborasi. Kampus UMY. | Foto: Yusuf Assidiq
REPUBLIKA.CO.ID,BANTUL -- Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dan Universitas Islam Indonesia (UII) melakukan penandatanganan nota kesepahaman kerja sama. Hal ini dilaksanakan sebagai ikhtiar untuk terus meningkatkan kualitas dan kinerja.
Kerja sama dijalin untuk bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. MoU yang jadi dasar kerja sama ditandatangani langsung Rektor UMY dan Rektor UII, diakhiri pemberian cinderamata masing-masing perguruan tinggi.
Rektor UMY, Prof Gunawan Budiyanto mengatakan, kerja sama dengan UII seperti menjalin silaturahmi, mempertemukan kembali dua saudara antara UMY dengan UII. Karenanya, ia merasa, seperti pertemuan saudara yang seolah sempat terpisah.
Guru Besar bidang Ilmu Tanah UMY ini sempat pula memberikan pujian kepada Rektor UII yang dirasa memiliki visi yang tajam. Salah satu contohnya lewat pembentukan Jogjaversitas pada awal pandemi, ketika perguruan tinggi swasta alami mati suri.
Gunawan mengaku bersyukur, beberapa program studi yang kurang dikenal saat ini mulai diminati mahasiswa melalui Jogjaversitas. Gunawan berharap, setelah ini jalinan kerja sama antara kedua perguruan tinggi ini dapat semakin menguat.
"Mudah-mudahan diberkahi oleh Allah dan menjadi sebuah kekuatan pendidikan Islam di Yogya," kata Gunawan, Selasa (20/9).
Senada, Rektor UII, Prof Fathul Wahid mengungkapkan, beberapa bentuk kerja sama ini diharapkan dapat membentuk ikatan yang lebih kuat ke depannya dari masing-masing perguruan tinggi. Apalagi, keduanya perguruan tinggi berbasis Islam.
Yang mana, lanjut Fathul, harus menjadi perguruan tinggi yang maju dalam rangka membangun martabat Islam. Ia bersyukur, hari ini sudah banyak perguruan tinggi berbasis Islam yang berkembang maju, bahkan, menghiasi kancah internasional.
Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APITSI) Yogyakarta ini turut menegaskan, untuk lebih mampu mengedepankan kolaborasi dibandingkan kompetisi. Menurut Fathul, dengan adanya kolaborasi, maka akan melahirkan sebuah sinergi.
"Sinergi itu sama seperti garpu dan sendok, jika digunakan secara terpisah tidak akan efektif kecuali jika secara bersamaan," ujar Fathul.