REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan banyaknya halal center berbasis perguruan tinggi di wilayah setempat. Namun, kata dia, ada tugas besar yang harus diselesaikan, yakni permasalahan laboratorium yang masih terbatas.
Oleh sebab itu, ia mengajak elemen strategis untuk turut membantu penguatan peningkatan produk halal food di Jatim dengan memperbanyak laboratorium.
“Bersama-sama sekarang kita ihtiarkan langkah strategis bagaimana penguatan laboratorium bisa disiapkan lebih banyak lagi. Supaya percepatan sesuai target pemerintah bisa kita capai. Karena sesungguhnya sangat banyak perguruan tinggi yang ingin berkontribusi untuk menjadi pendamping produk halal,” kata Khofifah, Rabu (21/9/2022).
Khofifah juga menginstruksikan untuk memperbanyak pendamping produk halal. Tetapi, kata dia, langkah awalnya tetap dibutuhkan dukungan laboratorium halal. Khofifah juga menyampaikan pentingnya dukungan dana bagi Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).
“Karena kalau anggarannya kecil, maka upaya untuk mencapai target pemerintah di tahun 2023 sebanyak 10 juta produk IKM tersertifikasi halal juga sulit dicapai,” ujarnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim, Drajat Irawan menyampaikan, perdagangan pasar halal di Jepang meningkat 60 persen. Menurutnya, ini menjadi peluang yang harus ditangkap Jatim. Drajat juga menyampaikan, atase perdagangan di Australia masih memerlukan produk halal, khususnya dari Jawa Timur.
“Maka di sinilah pentingnya standardisasi produk halal. Karena saya yakin dengan produk yang terstandardisasi mampu meningkatkan nilai produk dan produktivitas. Inilah yang menguatkan ekosistem produk halal,” kata Drajat.