REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Uni Eropa (UE) membuang lebih banyak makanan daripada yang diimpor. Menurut sebuah laporan oleh kelompok lingkungan Feedback UE, blok tersebut membuang lebih dari 153,5 juta ton makanan setiap tahun, sementara itu hanya mengimpor 138 juta ton produk pertanian pada 2021.
Limbah makanan itu dua kali lebih banyak dari yang diperkirakan sebelumnya. Studi yang dikutip dari Anadolu Agency ini menunjukan, limbah tersebut menelan biaya sekitar 143 miliar euro untuk rumah tangga dan bisnis Eropa.
Laporan tersebut juga menunjukkan, seperlima dari produksi pertanian UE tidak dikonsumsi. Kondisi ini setidaknya menghasilkan enam persen dari total emisi gas rumah UE.
Gandum yang banyak diperjuangkan juga dibuang. Jumlahnya setara dengan setengah dari ekspor gandum Ukraina dan seperempat dari ekspor biji-bijian UE lainnya.
“Pada saat harga pangan tinggi dan krisis biaya hidup, ini adalah skandal bahwa UE berpotensi membuang lebih banyak makanan daripada mengimpor,” direktur eksekutif Feedback UE Frank Mechielsen.
Bersama dengan 42 organisasi lain dari 20 negara UE, Feedback UE meminta Komisi Eropa untuk menetapkan target wajib untuk mengurangi separuh limbah makanan pada 2030. Upaya ini dinilai dapat mengatasi perubahan iklim dan meningkatkan ketahanan pangan.