Rabu 21 Sep 2022 16:15 WIB

PM Jepang Ingin Temui Pemimpin Korut Kim Jong-un

Jepang masih berkomitmen dengan diplomasi dengan Korea Utara

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
 Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan siap melakukan pertemuan dengan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un.
Foto: Rodrigo Reyes Marin/Pool Photo via AP
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan siap melakukan pertemuan dengan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan siap melakukan pertemuan dengan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un. Hal itu disampaikan saat program nuklir Pyongyang masih menciptakan ketegangan di kawasan Semenanjung Korea dan sekitarnya.

Saat berpidato di Majelis Umum PBB pada Selasa (20/9/2022), Kishida mengungkapkan, Jepang masih berkomitmen dengan diplomasi yang ditetapkan mantan perdana menteri Junichiro Koizumi saat mengunjungi Pyongyang dua dekade lalu. Jepang, ujar Kishida, siap terlibat dalam dialog tentang hal-hal yang menjadi perhatian bersama.

Baca Juga

“Saya bertekad untuk bertemu dengan Pemimpin Kim Jong-un tanpa syarat apa pun dan tidak akan melewatkan kesempatan untuk mengambil tindakan dengan segala dedikasi saya,” kata Kishida.

Baru-baru ini Korut mengesahkan undang-undang yang menyatakan kesiapannya untuk meluncurkan serangan nuklir preventif. Hal itu memicu kekhawatiran bahwa Pyongyang akan melanjutkan lagi aktivitas pengujian nuklirnya.

Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden telah mengutarakan kesiapannya untuk terlibat dalam diplomasi tingkat kerja dengan Korut. Namun negara yang dipimpin Kim Jong-un itu tak memperlihatkan ketertarikan.

Mantan presiden AS Donald Trump sempat melakukan tiga kali pertemuan dengan Kim Jong-un untuk membahas isu denuklirisasi. Namun serangkaian pertemuan itu tak membuahkan hasil. Korut, karena telah menutup beberapa fasilitas uji coba nuklirnya, meminta AS segera mencabut sanksi ekonomi terhadapnya. Sementara AS berkeras diri bahwa pencabutan sanksi hanya mungkin dilakukan jika Pyongyang melakukan denuklirisasi secara penuh dan terverifikasi. Karena tidak ada titik tengah dari pertentangan itu, pertemuan Trump dan Kim tak memberikan hasil apa pun.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement