REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satgas Monkeypox PB IDI dr Hanny Nilasari mengatakan, tidak ada makanan khusus yang harus dihindari saat terpapar cacar monyet atau cacar air. Karena termasuk dalam penyakit zoonosis langka yang disebabkan oleh infeksi virus, maka pasien justru harus mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi tinggi.
"Karena termasuk dalam penyakit infeksi maka tidak ada makanan khusus yang dihindari, justru harus makan sehat dan bergizi tinggi mineral vitamin dan juga perhatikan karbohidrat," kata Hanny dalam Konferensi Pers secara daring, Rabu (21/9/2022).
Namun, bila dalam masa penyembuhan lesi atau ruam cacar monyet atau cacar air menunjukkan gejala yang sangat gatal, maka pasien perlu memperhatikan makanan dengan protein tinggi. Karena, protein tinggi memicu ruam semakin gatal yang dapat menyebabkan garukan hingga komplikasi berat.
"Kalau ada kondisi gatal di lesi saat penyembuhan. Harus diperhatikan biasanya makanan protein tinggi daging, putih telur, ikan dihindari untuk menghindari komplikasi berat. Karena kalau gatal kan digaruk dan bisa terjadi infeksi sekunder. Jadi itu yang harus diperhatikan," terang Hanny.
"Prinsipnya pada fase penyembuhan ada rasa gatal di seluruh lesi yang diperhatikan adalah asupan protein tinggi, protein itu yang buat gatal," sambung Hanny.
Adapun, gejala yang perlu diwaspadai ada 5, paling banyak dialami oleh para pasien cacar monyet. Salah satunya, mengalami demam, sakit kepala , sakit tenggorokan, pembesaran getah bening serta kelainan kulit (infeksi kulit, berupa adanya lesi atau luka).
"Gejala yang paling banyak dikeluhkan pasien monkeypox, adalah demam, kemudian sakit kepala, ada rasa tidak enak disaluran tenggorokan dan ada pembesaran kelenjar getah bening serta ada kelainan di kulit," kata Hanny.