Rabu 21 Sep 2022 15:59 WIB

Satgas Monkeypox Rekomendasikan Pemberian Vaksin untuk Tenaga Kesehatan

Prioritas vaksin ke pelayanan pasien penyakit kulit serta petugas laboratorium.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Indira Rezkisari
Petugas menunjukkan vaksin cacar monyet.
Foto: Sholten Singer/The Herald-Dispatch via AP
Petugas menunjukkan vaksin cacar monyet.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Satgas Monkeypox PB IDI dr Hanny Nilasari, SpKK, merekomendasikan, tenaga kesehatan atau nakes agar diprioritaskan dalam pemberian vaksin monkeypox atau cacar monyet. Hanny mengatakan, sesuai anjuran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), vaksin cacar monyet sementara ini diberikan pada populasi terbatas yakni tenaga medis, mereka yang berkontak dengan pasien cacar monyet dan populasi orang yang melakukan kontak seksual berganti-ganti pasangan.

"Sama seperti yang sebelumnya pemberian vaksin (cacar monyet) tidak untuk massal. Tapi indikasi terbatas, artinya pasien kontak erat, tenaga kesehatan, serta populasi risiko tinggi misalnya untuk kasus yang ditracing. Jadi vaksin memang bukan untuk meniadakan penyakit tapi untuk menimilisir," kata dia, dalam konferensi pers secara daring, Rabu (21/9/2022).

Baca Juga

Hanny mengatakan, tenaga kesehatan yang bisa mendapat vaksin cacar monyet diutamakan pada mereka yang bekerja pada pelayanan pasien penyakit kulit serta petugas laboratorium yang memeriksa penyakit ini. Saat ini, ada 15 laboratorium di Indonesia yang mendapat tugas mengidentifikasi cacar monyet ini.

"Vaksin juga diberikan terutama tenaga kesehatan di lokasi itu (15 laboratorium)," kata Hanny.

Selain nakes, pemberian vaksin juga perlu dilakukan kepada kontak tracing yang serumah dengan pasien karena ada diduga kontak erat. Nantinya, pemberian vaksin diberikan untuk periode tertentu yaitu 4-10 hari setelah pasien kontak dengan kontak tracing.

Vaksin cacar monyet nantinya memberikan suatu antibodi yang dihasilkan tubuh. Hanny mengatakan, vaksin tidak mencegah supaya terjadi manifestasi klinis cacar monyet, tetapi melindungi diri dari beratnya infeksi dan mencegah komplikasi.

"Perlu diingat, vaksin tak menghilangkan infeksi tapi meringankan gejalanya," ujar dia

Kementerian Kesehatan beberapa waktu lalu memperkirakan bahwa batch awal vaksin cacar monyet dari Bavarian Nordic, perusahaan bioteknologi asal Denmark akan tiba pada akhir Oktober 2022 mendatang. Indonesia telah memesan 2000 ribu vaksin cacar monyet dari Bavarian Nordic Denmark.

Vaksin tersebut direkomendasikan karena paling efektif terhadap cacar monyet. Vaksin buatan Denmark ini bisa dipakai untuk pasien di bawah 18 tahun, aman bagi ibu hamil dan anak, karena telah dipakai di negara-negara endemi cacar monyet.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement