REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Ikatan bisnis Roman Abramovich dengan Chelsea FC telah berakhir. Kini Todd Boehly dan rekan-rekan, memegang kendali the Blues.
Namun, nama Abramovich di kalangan berbagai eleman di London Biru, tetap harum semerbak. Ia mengangkat klub tersebut menjadi salah satu raksasa dunia. Di eranya, pemilik Stamford Bridge, meraih segalanya.
Pengusaha asal Rusia itu membeli Chelsea pada 2003 lalu. Lantaran terkena imbas dari perang di Eropa Timur, ia harus berpisah degan klub yang telah dibangunnya. Siapa sangka, sang oligarki sempat melirik tim lain, ketika hendak bermanuver di negara mendiang Ratu Elisabeth.
"Terungkap, Abramovich ingin membeli Arsenal sebelum memilih Chelsea," demikian laporan yang dikutip dari tribalfootball, Rabu (21/9).
Cerita seputar kabar ini tertulis dalam buku berjudul 'The Club'. Buku tersebut karya jurnalis Wall Street, Joshua Robinson dan Jonathan Clegg.
Menurut the Sun, salah satu isi 'The Club' tentang upaya Abramovich menyewa bank Swiss UBS untuk melihat ekonomi klub papan atas di Inggris. Itu terjadi pada 2003 lalu. Ia mendapat kabar Arsenal termasuk tim yang tidak untuk dijual.
"Mantan Vice Chairman Arsenal, David Dein meyakini, pemilik klub akan melepas, jika Abramovich menelpon dan menyiapkan tawaran serius untuk the Gunners," tambah laporan yang dikutip dari tribalfootball.
Namun, sosok yang disebut-sebut memiliki kedekatan dengan Vladimir Putin, lantas mengarahkan radar ke the Blues. Ia memegang kendali London Biru, nyaris dua dekade. Masih ada infomasi mengejutkan lainnya.
"Ia mencoba memikat Thierri Henry untuk didatangkan ke Stamford Bridge, ketika pria Prancis itu sedang berada di puncak penampilan di Liga Primer," kutipan lain dari tribalfootball.
Pada akhirnya Henry tetap bersama Arsenal. Saat hengkang pun, ia berlabuh di Barcelona, bukan di rival domestik the Gunners.