REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus, menilai tokoh yang disebut-sebut bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden perlu mengungkapkan program yang akan dikerjakan apabila terpilih sebagai presiden dan wakil presiden terpilih mulai dari sekarang. Menurutnya yang terjadi saat ini lembaga survei terlalu sibuk menyebut nama kandidat capres dan cawapres potensial.
"Karena pencitraannya lalu kita percaya dan partai politik mengusung dia, tapi pada saatnya orang ini ternyata tidak mampu, kita tidak bisa kembali lagi kalau semuanya sudah ditetapkan calon presiden dan calon wakil presiden oleh KPU," kata Lucius dalam diskusi yang digelar Para Syndicate, Rabu (21/9/2022).
Menurutnya waktu yang tepat untuk membicarakan sosok capres dan cawapres alternatif adalah saat ini. Hal tersebut mengingat saat ini partai politik belum menentukan figur yang akan diusung. Selain itu publik masih gamang terhadap tokoh-tokoh yang muncul di survei.
"Saat itu lah ruang untuk mengusulkan sebanyak mungkin nama sebanyak mungkin figur," ujarnya.
Ia menambahkan, sejumlah tokoh yang namanya masuk survei bahkan tidak pernah merespons hasil survei tersebut. Mereka hanya cenderung mengapresiasi tanpa menjelaskan apa yang akan dilakukan apabila terpilih.
"Elektabilitas mereka itu bisa saja berubah kalau dia punya langkah berani dengan mulai menyebutkan janji-janji apa yang dia akan berikan ke publik jika nanti betul dipilih partai sebagai calon presiden dan calon wakil presiden," tuturnya.
"Kan kasian bener gitu pada figur tertentu yang elektabilitasnya sudah tinggi tapi diragukan dicalonkan partai politik," imbuhnya.