REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank BTPN Tbk dan PT BNP Paribas Asset Management (PT BNP Paribas AM) sepakat menjalin kerja sama terkait solusi investasi sebagai kebutuhan investasi. Adanya kerja sama ini, BTPN menyediakan bagi para nasabah BNP Paribas Rupiah Plus khusus reksa dana pasar uang, BNP Paribas Prima II dan BNP Paribas Prima USD khusus reksa dana pendapatan tetap, dan BNP Paribas Pesona khusus reksa dana saham.
Presiden Direktur BNP Paribas AM Priyo Santoso mengatakan bagi nasabah yang ingin masuk ke pasar saham global, BTPN menyediakan reksa dana saham syariah berbasis efek luar negeri yaitu BNP Paribas Cakra Syariah USD yang fokus berinvestasi ke pasar saham di negara maju seperti Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang dan menerapkan proses pemilihan saham menggunakan filter ESG (Environment, Social, and Governance).
“Meskipun volatilitas pasar global saat ini tinggi, kondisi ekonomi Indonesia tampak lebih tangguh baik pasar modal, hingga, mata uang Rupiah cukup bertahan bahkan cenderung menguat di tengah sentimen global yang sedang terjadi," ujarnya, Rabu (21/9/2022).
Melihat dinamika pasar yang terjadi saat ini, menurutnya, kenaikan harga komoditas seperti batu bara menguntungkan Indonesia sebagai negara net-eksportir komoditas. Meskipun saat bersamaan, Indonesia juga merupakan negara net-importir minyak sehingga memengaruhi harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang mengakibatkan gejolak inflasi.
“Di tengah kondisi ekonomi yang kian dinamis ini, BNP Paribas AM memilih fokus pada investasi jangka panjang. Terpenting bagi kami adalah agar investor memahami kebutuhan dan bagaimana mencari momentum yang relevan dengan kondisi pasar," ucapnya.
Sementara itu Head of Wealth Management Business BTPN Helena menambahkan secara fundamental, ekonomi Indonesia masih memiliki peluang dan prospek yang sangat baik ke depan.
“Kita bisa melihat adanya data pertumbuhan PDB, aktivitas ekspor terutama komoditas energi, pendapatan negara yang terus berkembang dan ruang kebijakan yang masih luas, meskipun terdapat beberapa hal yang patut diwaspadai dalam berinvestasi sisa akhir tahun ini. Maka itu, penting bagi investor terus aktif memantau kondisi ekonomi dan pasar saat ini,” ucapnya..
Helena juga menegaskan agar tetap berinvestasi sesuai profil risiko dan tujuan investasi agar tetap aman dan dapat mengatur portofolio investasi dengan sesuai. “Pembagian investasi ini harus dibarengi dan disesuaikan dengan profil risiko kita, guna menemukan strategi investasi terbaik guna mencapai tujuan investasi kita,” ucapnya.
Menurutnya strategi investasi yang bisa dilakukan investor di tengah masih adanya ketidakpastian, khususnya pada kuartal IV 2022 yakni dengan melakukan diversifikasi dalam investasi pada beberapa kelas aset sebagai langkah memitigasi risiko. Adapun pembagian porsi bisa dilakukan ke beberapa jenis investasi sesuai dengan profil risiko investor seperti pasar uang (deposito, reksa dana pasar uang), obligasi (obligasi pemerintah, reksa dana pendapatan tetap), dan saham (efek saham, reksa dana saham).
“Kami berharap, hadirnya produk investasi ini semakin melengkapi produk wealth management guna menyediakan kebutuhan investasi dalam segala kondisi, yang sejalan dengan visi dan komitmen perusahaan untuk memberikan layanan menyeluruh kepada nasabah di Indonesia,” ucapnya.