Kamis 22 Sep 2022 06:40 WIB

Akses Internet Diputus karena Aksi Demonstrasi yang Terus Berlanjut di Iran

Pemutusan akses internet untuk alasan keamanan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Lava Baker memegang jilbab dan plakat selama protes terhadap kematian Mahsa Amini Iran di Iran, di Lapangan Martir di pusat kota Beirut, Lebanon, Rabu, 21 September 2022. Protes meletus di seluruh Iran dalam beberapa hari terakhir setelah Amini , seorang wanita berusia 22 tahun, meninggal saat ditahan oleh polisi moral karena melanggar aturan berpakaian Islami yang diterapkan secara ketat di negara itu.
Foto: AP Photo/Bilal Hussein
Lava Baker memegang jilbab dan plakat selama protes terhadap kematian Mahsa Amini Iran di Iran, di Lapangan Martir di pusat kota Beirut, Lebanon, Rabu, 21 September 2022. Protes meletus di seluruh Iran dalam beberapa hari terakhir setelah Amini , seorang wanita berusia 22 tahun, meninggal saat ditahan oleh polisi moral karena melanggar aturan berpakaian Islami yang diterapkan secara ketat di negara itu.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Warga Iran mengalami pemadaman internet hampir total pada Rabu (21/9/2022). Ketidaktersediaan akses internet itu terjadi di tengah hari-hari protes massal terhadap pemerintah atas kematian Mahsa Amini yang ditahan oleh polisi moral karena diduga melanggar aturan berpakaian.

Pejabat Iran sebelumnya mengisyaratkan, tindakan tersebut mungkin diambil dari masalah keamanan. Hilangnya konektivitas akan mempersulit orang untuk mengorganisasi protes dan berbagi informasi tentang tindakan keras pemerintah terhadap perbedaan pendapat.

Baca Juga

Saksi di Iran yang berbicara dengan syarat anonim karena takut akan pembalasan mengatakan pada Rabu malam, mereka tidak dapat lagi mengakses internet menggunakan perangkat seluler. "Kami melihat layanan internet, termasuk data seluler, diblokir di Iran dalam beberapa jam terakhir,” kata direktur analisis internet di Kentik, Inc. Doug Madory pada Rabu malam.

“Ini kemungkinan tindakan pemerintah mengingat situasi saat ini di negara ini. Saya dapat mengonfirmasi hampir total runtuhnya konektivitas internet untuk penyedia seluler di Iran," ujar pemimpin perusahaan intelijen jaringan itu.

Grup yang berbasis di London yang memantau akses internet NetBlocks sebelumnya telah melaporkan gangguan yang meluas ke Instagram dan WhatsApp. Perusahaan induk Facebook Meta mengatakan, mereka sadar bahwa akses ke layanan internet Iran ditolak.

"Kami berharap hak mereka untuk online akan segera dipulihkan," kata perusahan yang menaungi Instagram dan WhatsApp dalam sebuah pernyataan.

Menteri Telekomunikasi Iran Isa Zarepour dikutip oleh media pemerintah sebelumnya mengatakan, pembatasan tertentu mungkin diberlakukan karena masalah keamanan, tanpa menjelaskan lebih lanjut. Iran sudah memblokir Facebook, Telegram, Twitter, dan YouTube, meskipun pejabat tinggi Iran menggunakan akun publik di platform tersebut. Banyak orang Iran mengatasi larangan menggunakan jaringan pribadi virtual (VPN) dan proxy.

Dalam perkembangan terpisah, beberapa situs resmi, termasuk untuk Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, kepresidenan, dan Bank Sentral, dihapus setidaknya untuk sementara. Kondisi ini akibat peretas yang mengklaim telah meluncurkan serangan siber terhadap lembaga negara. Peretas yang terkait dengan gerakan bayangan Anonymous mengatakan, mereka menargetkan lembaga negara Iran lainnya, termasuk televisi pemerintah.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement