Kamis 22 Sep 2022 10:41 WIB

Kepala IAEA Bertemu Menlu Ukraina-Rusia Bentuk Zona Aman

Hasil pertemuan terpisah menunjukkan dimulainya embangunan zona aman.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) Rafael Mariano Grossi berbicara kepada media saat misi Badan Tenaga Atom Internasional bersiap untuk mengunjungi pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia, di Zaporizhzhia, Ukraina, Kamis, 1 September 2022. kepala badan pengawas nuklir PBB mengatakan Senin bahwa ia telah memulai konsultasi dengan Ukraina dan Rusia mengenai seruannya untuk
Foto: AP Photo/Andriy Andriyenko
Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) Rafael Mariano Grossi berbicara kepada media saat misi Badan Tenaga Atom Internasional bersiap untuk mengunjungi pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia, di Zaporizhzhia, Ukraina, Kamis, 1 September 2022. kepala badan pengawas nuklir PBB mengatakan Senin bahwa ia telah memulai konsultasi dengan Ukraina dan Rusia mengenai seruannya untuk

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi mengatakan pada Rabu (21/9/2022), telah melakukan pertemuan dengan menteri luar negeri Ukraina dan Rusia. Upaya itu untuk membangun zona keselamatan dan keamanan di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia.

Rafael menyatakan sebagai hasil dari pertemuan terpisah dengan Dmytro Kuleba dari Ukraina dan Sergey Lavrov dari Rusia itu menunjukan pekerjaan telah dimulai untuk membangun dan membentuk zona tersebut. Dia berharap untuk mengunjungi Kiev segera dan mungkin akan mampir ke Rusia.

Baca Juga

"Mengingat urgensi situasi dan gravitasi dari apa yang terjadi di lapangan, kami harus bergerak cepat,” kata Grossi.

Menurut Grossi, kedua negara bersepakat bahwa pembentukan zona itu sangat diperlukan. "Fakta bahwa dua menteri luar negeri duduk bersama saya dan mendengarkan ide-ide kami, saya pikir itu adalah indikator yang baik bahwa ada dasar yang sangat kuat untuk hal ini terjadi," katanya.

Grossi mengatakan, negosiasi zona aman itu rumit. Isu-isu yang perlu ditangani termasuk melindungi pabrik, cara zona itu akan diterapkan, dan cara kesepakatan akan ditegakkan. Kepala IAEA menyatakan, kondisi PLTN Zaporizhzhia masih ditembaki dan diserang Rabu pagi.

Selama beberapa minggu terakhir, Ukraina dan Rusia saling menyalahkan atas penembakan di dan dekat pabrik. “Tidak ada yang akan menjalankan pabrik seperti ini dalam keadaan normal dengan semua masalah ini. Kami bermain dengan api dan terus bermain dengan api," kata Grossi.

Pasukan Rusia merebut pabrik Zaporizhzhia di tenggara kota Enerhodar, pada awal Maret, segera setelah invasi 24 Februari ke Ukraina, tetapi operasi nuklirnya terus dijalankan oleh staf Ukraina. Grossi memimpin tim IAEA yang mengunjungi Zaporizhzhia pada akhir Agustus dan mengusulkan pembentukan zona aman segera setelah itu.

Perampasan PLTN Zaporizhzhia oleh Rusia memperbaharui kekhawatiran bahwa yang terbesar dari 15 reaktor nuklir Ukraina dapat rusak. Kondisi itu dapat memicu keadaan darurat lain seperti kecelakaan Chernobyl 1986, bencana nuklir terburuk di dunia, yang terjadi sekitar 110 kilometer utara Kiev.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement