REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Delegasi Pakistan, termasuk mantan menteri pemerintah, bertemu dengan pejabat Kementerian Luar Negeri Israel di Yerusalem pada Rabu (21/9/2022). Pakistan adalah salah satu negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.
Penyelenggara perjalanan mengatakan, perwakilan dari Muslim Amerika dan Dewan Pemberdayaan Wanita Multiagama dan Sharaka, sebuah kelompok non-pemerintah yang berbasis di AS dan didirikan setelah Kesepakatan Abraham, juga ikut dalam rombongan delegasi. Kepala delegasi, Nasim Ashraf, mengkonfirmasi kunjungannya ke Israel.
"Ya, saya di Yerusalem dengan delegasi untuk mempromosikan kerukunan antaragama," ujar Ashraf keada The Associated Press melalui telepon.
Ashraf menolak memberikan rincian lebih lanjut tentang anggota delegasi lainnya. Ashraf merupakan mantan menteri pembangunan Pakistan dan ketua Dewan Kriket Pakistan. Perjalanan itu dilakukan lebih dari tiga bulan setelah jurnalis Ahmed Quraishi melakukan perjalanan ke Yerusalem untuk mempromosikan kerukunan antaragama.
Anila Ali, warga AS kelahiran Pakistan yang tinggal di Amerika Serikat dan merupakan salah satu penyelenggara perjalanan, mengatakan, Ashraf berada di Yerusalem untuk mempromosikan kerukunan antaragama. Dia mendesak Pakistan untuk membangun hubungan diplomatik dengan Israel, karena dapat menjadi kepentingan nasional.
Ali mengatakan, Turki adalah contoh yang baik untuk Pakistan. Karena kepemimpinan Turki menjalin hubungan diplomatik dengan Israel untuk kepentingan nasional mereka.
“Jika Turki bisa melakukannya, lalu mengapa kita tidak bisa melakukannya,” ujar Ali.
Ali mengatakan, Israel dapat membimbing dan membantu Pakistan dalam meningkatkan sistem irigasi negara itu setelah banjir yang telah menyebabkan 1.569 kematian sejak pertengahan Juni.