REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia telah membebaskan 215 warga Ukraina yang ditawan setelah pertempuran berkepanjangan di Kota Mariupol awal tahun ini. Mereka yang dibebaskan termasuk para pemimpin militer.
Kepala kantor Kepresidenan Ukraina, Andriy Yermak, mengatakan, para tahanan yang dibebaskan termasuk komandan dan wakil komandan batalion Azov yang melakukan banyak pertempuran. Langkah Rusia membebaskan para tawanan Ukraina ini tidak terduga. Karena separatis yang didukung Rusia bulan lalu mengatakan akan ada pengadilan terhadap personel Azov, yang digambarkan Moskow sebagai Nazi.
Dalam sebuah pernyataan, Yermak mengatakan, para tahanan yang dibebaskan termasuk komandan Azov, Letnan Kolonel Denys Prokopenko dan wakilnya, Svyatoslav Palamar. Selain itu, komandan Brigade Marinir ke-36 Angkatan Bersenjata Ukraina, Serhiy Volynsky, juga dibebaskan.
Ketiga orang itu telah membantu memimpin perlawanan selama berminggu-minggu dari bunker dan terowongan di bawah pabrik baja raksasa di Mariupol. Pada Mei ketiga petinggi dan ratusan pejuang batalion Azov menyerah kepada pasukan yang didukung Rusia.
Yermak mengatakan, Ukraina juga telah membebaskan 55 tahanan Rusia. Termasuk Viktor Medvedchuk, pemimpin partai pro-Rusia terlarang yang menghadapi tuduhan makar. Televisi Suspline mengatakan, pertukaran tahanan itu terjadi di dekat kota Chernihiv, Ukraina utara.
Sebelumnya Arab Saudi mengatakan, Rusia telah membebaskan 10 tawanan perang asing yang ditangkap di Ukraina setelah mediasi oleh Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman. Bulan lalu, kepala pemerintahan separatis yang didukung Rusia di wilayah Donetsk, Ukraina timur, mengatakan, pengadilan terhadap personel batalion Azov yang ditangkap akan dilakukan pada akhir musim panas.
Batalion Azov dibentuk pada 2014 sebagai milisi untuk memerangi separatis yang didukung Rusia. Mereka menyangkal menjadi fasis, dan Ukraina mengatakan telah melakukan reformasi dari asal-usul nasionalis radikal.