REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---Dinas Pendidikan Jawa Barat bereaksi terkait aksi perundungan remaja disabilitas yang dilakukan sejumlah siswa di Cirebon. Disdik Jabar mengaku sudah menegur dan mengingatkan kepala sekolah tempat para pelaku perundungan menempuh pendidikan.
“Secara keseluruhan, kita terutama ke cabang dinas di wilayah Cirebon, sudah diingatkan untuk melakukan antisipasi dan disampaikan kepada kepsek untuk diingatkan kembali bahwa proses-proses bullying itu sangat tidak diperbolehkan,” ujar Kadisdik Jabar Dedi Supandi, Kamis (22/9/2022).
Menurut Dedi, dari laporan yang ia terima, korban merupakan siswa di SLB swasta di Cirebon, Jawa Barat. Sementara pelaku yang berjumlah empat orang, merupakan siswa SMA yang juga bersekolah di Kabupaten Cirebon.
Dedi menegaskan, Disdik pun sudah turun meninjau kondisi korban aksi perundungan itu. Dedi mengatakan, pihaknya akan memberikan pendampingan psikologi melalui koordinasi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Cirebon.
“Kemarin sudah dilakukan kunjungan ke lokasi. Nantinya di sana itu apakah diperlukan misalnya trauma healing dari psikolog, itu sudah kita koordinasikan dengan dinas setempat. Dan apabila ada hal-hal lain misalnya kondisi korban itu memerlukan bantuan, Insya Allah kita akan bantu yah,” tegasnya.
Selain itu, kata dia, sebagaimana yang pernah coba agendakan itu bekerja sama dengan dinas setempat untuk melakukan upaya menuju sekolah yang ramah anak. "Supaya kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” katanya.
Sebagaimana diketahui, aksi perundungan disertai kekerasan dilakukan sejumlah pelajar SMA terhadap pemuda berkebutuhan khusus di Kabupaten Cirebon. Kasus ini sudah ditangani pihak kepolisian. Terduga pelaku yang melakukan aksi perundungan itu berjumlah empat orang, dan tiga di antaranya sudah diamankan polisi.