REPUBLIKA.CO.ID., MOSKOW -- Presiden Vladimir Putin pada Rabu (21/9/2022) mengumumkan mobilisasi militer parsial di Rusia.
"Saya menganggap perlu untuk mendukung proposal Kementerian Pertahanan dan Kepala Staf Umum Militer untuk menyatakan mobilisasi parsial di Federasi Rusia," kata Putin dalam pidato yang disiarkan televisi.
Dengan keputusan terkait yang sudah ditandatangani, kegiatan mobilisasi dimulai pada hari Rabu.
Menurut dekrit yang dipublikasikan di situs Kremlin, warga Rusia berusia antara 18 dan 50 tahun terlibat dalam mobilisasi militer, dan mereka akan dibayar sebanyak personel militer yang bertugas di bawah kontrak.
Kontrak staf militer profesional akan diperpanjang secara otomatis hingga akhir masa mobilisasi. Orang-orang yang bekerja di perusahaan yang memproduksi senjata dibebaskan dari wajib militer.
Langkah itu dilakukan sehari setelah pengumuman referendum di wilayah Ukraina yang dikuasai Rusia seperti Donetsk, Luhansk, Kherson, dan sebagian Zaporizhzhia untuk menjadi bagian dari Rusia akhir pekan ini.
Putin menjelaskan bahwa keputusan itu diambil karena panjang garis tempur, yang melebihi 1.000 kilometer.
"Hari ini Angkatan Bersenjata kami, seperti yang telah saya katakan, beroperasi di garis kontak tempur, yang melebihi 1.000 kilometer, menentang tidak hanya formasi neo-Nazi, tetapi sebenarnya seluruh mesin militer kolektif Barat," ujar dia.
Hanya warga negara, yang telah bertugas di militer, memiliki pengalaman militer dan saat ini dalam formasi cadangan, yang akan dikenakan wajib militer, kata presiden Rusia.
Dia menambahkan bahwa semua orang yang dimobilisasi tentu akan menjalani pelatihan militer tambahan. Putin juga mengatakan mobilisasi parsial juga memberikan langkah-langkah tambahan untuk produsen senjata.
"Kepala perusahaan industri pertahanan bertanggung jawab langsung untuk mengemban tugas meningkatkan produksi senjata dan peralatan militer, dan mengerahkan kapasitas produksi tambahan.”
"Pada gilirannya, semua masalah dukungan material, sumber daya dan keuangan untuk perusahaan pertahanan harus segera diselesaikan oleh pemerintah," ujar dia.
Rusia akan gunakan segala cara jika integritas teritorial terancam
Putin mengecam rencana Barat yang "tidak bertanggung jawab" untuk memasok senjata jarak jauh ke Ukraina, yang telah berperang dengan Rusia selama tujuh bulan. Dia mengatakan permukiman di perbatasan Rusia sudah diserang.
"Kepada mereka yang membuat pernyataan seperti itu tentang Rusia, saya ingin mengingatkan Anda bahwa negara kita juga memiliki berbagai alat penghancur, dan di beberapa komponen - lebih modern daripada negara-negara NATO.”
"Dan ketika integritas teritorial negara kita terancam, kita pasti akan menggunakan semua cara yang kita miliki untuk melindungi Rusia dan rakyat kita. Ini bukan gertakan," tegas dia.
Putin mengatakan negara-negara Barat telah mencoba menaklukkan Rusia berkali-kali. "Ada dalam tradisi sejarah kita, dalam nasib rakyat kita, untuk menghentikan mereka yang berjuang untuk menguasai dunia, yang mengancam untuk membagi dan memperbudak tanah air kita," imbuh dia.