Kamis 22 Sep 2022 20:55 WIB

Saudi Minta Iran Setop Intervensi Urusan Negara di Kawasan

Arab Saudi minta Iran berhenti mencampuri urusan negara lain di kawasan

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Bendera Arab Saudi
Foto: AP/Amr Nabil
Bendera Arab Saudi

REPUBLIKA.CO.ID, MUSCAT – Ketua Dewan Syura Arab Saudi Abdullah bin Muhammad Al-Sheikh telah meminta Iran untuk bekerja sama dan berhenti mencampuri urusan negara lain di kawasan. Dia pun menyerukan Teheran berhenti “mengeksploitasi” kelompok pemberontak Houthi di Yaman.

“Arab Saudi menyeru Iran, sebagai tetangga yang memiliki ikatan agama dan budaya yang sama dengan rakyat kami, untuk bekerja sama dengan negara-negara di kawasan dengan berpegang pada prinsip-prinsip legitimasi internasional,” kata Al-Sheikh dalam pertemuan dengan ketua dewan syura dari negara anggota Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) di Muscat, Oman, dikutip Middle East Monitor, Kamis (22/9/2022).

Terkait konflik di Yaman, Al-Sheikh menegaskan bahwa Saudi mendukung gencatan senjata yang disponsori PBB di negara tersebut. Dia pun meminta Iran berhenti mengeksploitasi kelompok pemberontak Houthi untuk melakukan tawar-menawar dengan komunitas internasional yang tertarik pada keberhasilan gencatan senjata.

“Masa depan kawasan menuntut penerapan visi yang mengutamakan keamanan, stabilitas dan kemakmuran. Ini pada gilirannya harus didasarkan pada saling menghormati antar negara-negara kawasan dan memperkuat ikatan budaya dan sosial serta menghadapi tantangan keamanan dan politik,” kata Al-Sheikh.

Sejak April 2021, Saudi dan Iran telah terlibat dalam pembicaraan rekonsiliasi. Kedua negara sudah menggelar beberapa putaran pembicaraan dan masih berproses hingga kini. Irak mengambil peran sebagai mediator dalam proses tersebut. Awal bulan ini, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Iran mengatakan ada pendekatan baru Saudi. Menurut mereka, sudah ada keyakinan untuk melakukan diskusi dan negosiasi guna memulihkan hubungan resmi kedua negara. Teheran menggambarkan langkah itu sebagai "perkembangan penting".

Pada Juli lalu, Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Hossein Amir-Abdollahian mengungkapkan, Iran dan Saudi siap memindahkan pembicaraan rekonsiliasi ke tingkat yang lebih tinggi. “Kemajuan telah dicapai dalam negosiasi ini,” ucapnya pada 21 Juli lalu.

Menurut Amir-Abdollahian, Menlu Irak Fuad Hussein telah menyampaikan bahwa Saudi memindahkan pembicaraan ke tingkat politik dan publik. “Kami mengumumkan kesiapan kami untuk pembicaraan memasuki panggung politik,” ujar Amir-Abdollahian.

Dia berharap negosiasi negaranya dengan Riyadh akan mengarah pada pemulihan dan normalisasi hubungan diplomatik bilateral. Saudi memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Iran pada 2016. Langkah itu diambil setelah Kedutaan Besar Arab Saudi di Teheran digeruduk dan dibakar massa pengunjuk rasa. Penggerudukan itu terjadi saat warga Iran berdemonstrasi memprotes keputusan Saudi mengeksekusi mati ulama Syiah bernama Nimr al-Nimr.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement