REPUBLIKA.CO.ID., ANKARA -- Pertemuan terkiat format Astana soal Suriah antara menteri luar negeri Turki, Iran dan Rusia digelar pada Rabu (21/9/2022) di New York di sela-sela Majelis Umum PBB.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dan berlangsung di Turkevi Center, atau Rumah Turki, dekat markas besar PBB.
Utusan Khusus PBB untuk Suriah Geir Pedersen juga menghadiri pertemuan itu, menurut Kementerian Luar Negeri Turki.
Meskipun tidak ada informasi tambahan yang dirilis pada pertemuan itu, Cavusoglu mengatakan di Twitter bahwa mereka melanjutkan "upaya diplomatik untuk menemukan solusi politik untuk krisis Suriah."
Proses Astana diluncurkan pada 2017 dalam upaya untuk memulihkan perdamaian dan stabilitas di negara Arab, yang telah dirusak oleh perang sejak 2011, ketika rezim Bashar al-Assad menindak pengunjuk rasa pro-demokrasi dengan kekerasan.
Pada 19 Juli, pertemuan trilateral antara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Iran Ebrahim Raisi diadakan di ibu kota Iran, Teheran.
Para pemimpin berkumpul untuk KTT Format Astana ke-7 untuk membahas perkembangan terakhir di Suriah; perang melawan kelompok teroris yang mengancam keamanan kawasan, khususnya YPG/PKK dan Daesh/ISIS; situasi kemanusiaan; dan pemulangan warga Suriah secara sukarela.