Kamis 22 Sep 2022 19:27 WIB

Kepuasan Terhadap Pemerintahan Jokowi Turun, Inflasi dan Angka Kemiskinan Menanjak Naik

Kenaikan harga BBM memiliki dampak baik dari dimensi politik dan ekonomi.

Sejumlah aktivis yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa, Pemuda dan Rakyat (AMPERA) berunjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Serang, Banten, Selasa (20/9/2022). Mereka mendesak pemerintah menurunkan kembali harga BBM karena menyengsarakan rakyat serta menurunkan harga-harga bahan pokok lainnya.
Foto: ANTARA/Asep Fathulrahman
Sejumlah aktivis yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa, Pemuda dan Rakyat (AMPERA) berunjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Serang, Banten, Selasa (20/9/2022). Mereka mendesak pemerintah menurunkan kembali harga BBM karena menyengsarakan rakyat serta menurunkan harga-harga bahan pokok lainnya.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Febrianto Adi Saputro, Antara

Kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah pusat alami penurunan. Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya saat merilis hasil survei terbaru bertajuk 'Kondisi Sosial Politik dan Peta Elektoral Pasca Kenaikan Harga BBM'. 

Baca Juga

"Kita coba uji dengan data hanya beberapa hari setelah keputusan naiknya BBM, angkanya sekarang terjadi penurunan, ada di angka 63,5 persen," kata Yunarto secara daring, Kamis (22/9/2022).

Pada survei yang dilakukan Charta Politika pada Juni 2022 lalu, tingkat kepuasan pemerintah pusat menyentuh angka 68,4 persen. Sedangkan di bulan September 2022 ini, tingkat kepuasan pemerintah pusat di angka 63,5 persen.

"Artinya turun sebesar 4,9 persen dibandingkan sebelumnya," ucapnya.

Meski tingkat kepuasan publik masih di atas 60 persen, menurut Yunarto angka tersebut merupakan lampu kuning bagi pemerintah. Pemerintah harus segera memperbaiki kinerjanya.

"Artinya ada beberapa hal yang harus tersosialisasi dengan baik," ucapnya. 

Untuk diektahui survei dilakukan pada tanggal 6 – 13 September 2022, melalui wawancara tatap muka secara langsung dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Jumlah sampel sebanyak 1220 responden, yang tersebar di 34 Provinsi. Metodologi yang digunakan adalah metode acak bertingkat (multistage random sampling) dengan margin of error ±(2.82 persen) pada tingkat kepercayaan 95 persen. 

 

In Picture: Demo Buruh Tolak Kenaikan Harga BBM di Surabaya

photo
Buruh berunjuk rasa di Jalan Pahlawan, Surabaya, Jawa Timur, Senin (19/9/2022). Ratusan buruh tersebut menyerukan berbagai tuntutan salah satunya menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). - (ANTARA/Didik Suhartono)

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement