REPUBLIKA.CO.ID, CIBINONG -- Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, segera mencairkan dana bantuan untuk sewa rumah bagi masyarakat korban bencana pergeseran tanah di Desa Bojongkoneng, Kecamatan Babakanmadang.
"Kami segerakan untuk mencairkan biaya sewa tempat tinggal, karena bagaimanapun tinggal di pengungsian tidaklah nyaman," kata Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Bogor Iwan Setiawan.
Ia mengaku tidak ingin masyarakat korban pergeseran tanah tetap tinggal di rumahnya, karena berisiko terjadi bencana susulan. Menurutnya Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan status tanggap darurat bencana pergerakan tanah di Bojongkoneng.
Dengan demikian, penanganan pascabencana akan dimaksimalkan dengan anggaran dari pos belanja tidak terduga (BTT). Ia juga telah meninjau langsung ke lokasi bencana pada Senin (19/9) sore.
Kedatangannya ke Bojongkoneng untuk memastikan kebutuhan warga terdampak bencana pergeseran tanah terjamin. "Kemudian untuk kebutuhan makan dan minum, dapur umum kita selalu siagakan. Selanjutnya, bagi yang terdampak secara psikis tentunya kita akan bantu lewat 'trauma healing'," kata Iwan.
Di samping itu, Pemkab Bogor juga menyiapkan bantuan makanan melalui Dinas Sosial (Dinsos) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Selain itu, untuk membantu mobilisasi di lokasi yang sifatnya darurat, Pemkab Bogor sudah menurunkan alat berat untuk meratakan tanah agar bisa dilalui.
"Namun melihat kondisi tanah di sana masih labil, kami masih gunakan alat ringan untuk membuat jalan sementara," kata Iwam Setiawan.
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada 41 warga mengungsi akibat bencana pergerakan tanah yang terjadi di Desa Bojongkoneng, Kecamatan Babakanmadang, Kabupaten Bogor. BNPB mengimbau masyarakat dan pemangku kebijakan di daerah agar tetap waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan.
Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, 41 warga yang terdampak langsung terpaksa mengungsi ke dua titik lokasi yang lebih aman setelah tempat tinggal mereka mengalami kerusakan akibat adanya fenomena pergerakan tanah.
"Dua lokasi yang menjadi tempat pengungsian itu meliputi Villa Roso, Kampung Curug, RT 02 RW 09 Desa Bojong Koneng, Kecamatan Babakan Madang dan Posko Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor," katanya.