REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Wakil Gubernur Bali Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati mengatakan bahwa kenaikan harga tiket pesawat yang tinggi saat ini mempengaruhi jumlah kunjungan terutama wisatawan domestik ke Pulau Dewata.
"Bisa kita lihat dari kunjungan wisatawan domestik terutama. Dulu domestik sangat jauh dengan wisatawan mancanegara, tapi sekarang dipepet. Kadang-kadang wisatawan mancanegara terbang 10 ribu per hari, domestik hanya bisa 11 ribu orang per hari," kata Wagub Bali di Kabupaten Badung, Kamis (22/9/2022).
Wakil Gubernur Bali yang akrab dipanggil Cok Ace itu mengatakan bahwa angka tersebut berpengaruh terhadap pemulihan Bali, sehingga pihaknya kini tengah membicarakan soal upaya menekan harga tiket pesawat terutama untuk perjalanan dalam negeri ke Kementerian Perhubungan.
Cok Ace menyebut hingga saat ini belum ada kelanjutan soal permohonan tersebut, lantaran keputusan pusat juga bergantung dan dipengaruhi oleh kondisi global hari ini.
Saat ditemui di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Wagub Bali itu juga melihat kondisi penurunan jumlah kunjungan wisatawan domestik terjadi tanpa terasa.
"Tidak terasa penurunannya karena di satu sisi kita promosi, di sisi lain ada kontra produktif harga tiket, tidak terlalu berpengaruh tapi seharusnya peningkatannya signifikan justru jadi tidak terkontrol sedikit gara-gara tiket," ujar Wagub asal Ubud itu.
Melihat kondisi tersebut, saat ini Cok Ace mengaku Pemprov Bali tengah gencar dalam mengembalikan kondisi melalui penyelenggaraan berbagai macam event untuk menggaet wisatawan.
"Kalau kita melihat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali yaitu 10 ribu per hari, jadi itu masih di bawah kondisi sebelum Covid-19 yg dulu sekitar 17 ribu-18 ribu. Sudah sekitar 60-70 persen yang datang tapi tidak langsung sejalan dengan tingkat hunian," kata dia menjelaskan kondisi okupansi hotel di Bali.
Dari pantauannya, jika melihat okupansi hotel saat ini sejumlah hotel di Nusa Dua telah terisi 40-80 persen, bahkan ada event tertentu keterisiannya mencapai 100 persen.
Kendati demikian, ia menyadari bahwa pemerataan belum terjadi, di mana kawasan selain itu seperti Sanur, Kuta, Ubud, Lovina dan lainnya baru terisi tak lebih dari 20 persen, lantaran penetrasi baru dilakukan di Nusa Dua.