Jumat 23 Sep 2022 00:15 WIB

Lima Warisan Nabi Muhammad tentang Pernikahan

Kasih sayang adalah dasar dari sukacita dalam pernikahan.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Ani Nursalikah
Sepasang suami istri/ilustrasi. Lima Warisan Nabi Muhammad tentang Pernikahan
Foto: Republika/Prayogi
Sepasang suami istri/ilustrasi. Lima Warisan Nabi Muhammad tentang Pernikahan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pernikahan bisa dijalani dengan baik jika pasangan menginvestasikan waktu dan energinya untuk mengambil tindakan bersama. Selain itu, mereka perlu melakukan upaya terbaik dan percaya kepada Tuhan.

Allah berfirman dalam surat An-Nisa’ ayat 34: 

Baca Juga

“Laki-laki (suami) adalah penanggung jawab atas para perempuan (istri) karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan) dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari hartanya. Perempuan-perempuan saleh adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada karena Allah telah menjaga (mereka). Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, berilah mereka nasihat, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu,) pukullah mereka (dengan cara yang tidak menyakitkan). Akan tetapi, jika mereka menaatimu, janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkan mereka. Sesungguhnya Allah Mahatinggi lagi Mahabesar.”

Berikut adalah lima tips warisan Nabi Muhammad tentang pernikahan, seperti dilansir About Islam:

1. Koneksi

Hubungan antara pasangan yang sudah menikah tidak dapat berdasarkan ketertarikan fisik saja, tetapi harus berdasarkan pada hubungan seseorang dengan Tuhan karena ini dapat membuat pernikahan di atas fondasi yang kukuh. Kita menjadi terhubung satu sama lain bukan karena emosi, melainkan karena komitmen bersama kepada Tuhan.

Bahkan, ketika iman menghubungkan kita, itu berfungsi untuk memelihara dan memperkuat ikatan pasangan. Dengan iman dan kepercayaan kepada Tuhan, pernikahan dapat membangun ikatan spiritual yang bisa diandalkan saat menghadapi tantangan hidup.

Allah berfirman dalam surat Al-Furqan ayat 74:

“Dan, orang-orang yang berkata, “Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami penyejuk mata dari pasangan dan keturunan kami serta jadikanlah kami sebagai pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”

2. Persahabatan

Persahabatan tidak bisa terjadi begitu saja. Itu harus datang dari tanggung jawab seseorang dengan melakukan tugas bersama dan berbagi suka dan duka.

Nabi memberi contoh tentang partisipasinya membantu pekerjaan sehari-hari. Saat Aisyah ditanya “Apa yang dilakukan Nabi di rumah?” Dia menjawab "Rasulullah akan membantu keluarga dalam pekerjaan rumah tangga mereka." (HR Bukhari). Dengan melakukan tugas bersama dalam hal besar dan kecil, itu akan mempererat ikatan pasangan dan membangun kepercayaan dan cinta.

3. Kasih sayang

Tuhan memberi tahu kita bahwa kasih sayang adalah dasar dari sukacita dalam pernikahan. Ini seperti yang dibuktikan oleh para sahabat dan istri, Nabi dikenal sebagai sosok yang penuh kasih sayang.

4. Kompromi

Kompromi adalah unsur penting lain untuk dalam pernikahan. Kompromi menjadi rahasia keberhasilan Nabi dalam menyatukan orang. Ini adalah tips yang dianjurkan untuk mencapai kebahagiaan dan kedamaian dalam pernikahan dan bisa berupa memberikan perspektif yang bereda dalam mengatasi masalah.

5. Kepuasan

Kepuasaan adalah elemen penting lainnya dalam pernikahan yang bahagia. Kebahagiaan dalam pernikahan atau kehidupan dalam hal ini tidak akan pernah bisa dicapai tanpa mengembangkan kepuasan.

Kepuasan adalah hasil dari penghargaan yang tulus atas nikmat Tuhan dan kepercayaan pada ketetapan Tuhan. Rasulullah bersabda, “Kekayaan bukanlah mengumpulkan hal-hal materi; kekayaan adalah kekayaan hati,” (HR Muslim).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement