Jumat 23 Sep 2022 07:59 WIB

Kemlu RI Tegaskan Keinginan Dialog Hanya Harapan dari Israel

Indonesia tetap berada dalam posisi sama menanggapi persoalan dialog dengan Israel.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Perdana Menteri Israel Yair Lapid berpidato di sesi ke-77 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, Kamis, 22 September 2022, di markas besar PBB.
Foto: AP Photo/Julia Nikhinson
Perdana Menteri Israel Yair Lapid berpidato di sesi ke-77 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, Kamis, 22 September 2022, di markas besar PBB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) menyatakan, pernyataan Perdana Menteri Israel Yair Lapid dalam pidato di sesi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (MU PBB) merupakan harapan yang ingin dicapai dengan Indonesia. Dalam pidato Lapid meminta negara Muslim membuka dialog untuk melakukan pembicaraan perdamaian dengan Israel.

"Apa yang disampaikan tersebut harapan dari pihak Israel," ujar Juru Bicara Kemlu RI Teuku Faizasyah kepada Republika.co.id pada Jumat (23/9/2022).

Baca Juga

Faiz menegaskan, Indonesia tetap berada dalam posisi yang sama menanggapi persoalan dialog dengan Israel. Dalam banyak kesempatan, pemerintah Indonesia telah menegaskan untuk dilakukannya penyelesaian damai antara Palestina dan Israel terlebih dahulu.

Indonesia terus mendorong Solusi Dua Negara untuk mengatasi permasalahan antara Israel dan Palestina. "Sementara dari pihak Indonesia, posisi tetap sama," ujar Faiz.

Dalam pidato di MU PBB, Lapid meminta negara-negara dengan penduduk mayoritas Muslim untuk melakukan pembicaraan dengan Israel. Tel Aviv mengaku sangat terbuka untuk pembicaraan perdamaian

"Dan kami menyerukan kepada setiap negara Muslim, dari Arab Saudi hingga Indonesia, untuk mengakui itu, dan datang untuk berbicara dengan kami. Tangan kami terulur untuk perdamaian," ujar Lapid dikutip dari Haaretz.

Selain permintaan untuk negara-negara mayoritas Muslim, Lapid pun menyinggung dukungan terhadap solusi dua negara dalam konflik Israel-Palestina. "Sebuah kesepakatan dengan Palestina, berdasarkan dua negara untuk dua bangsa, adalah hal yang tepat untuk keamanan Israel, untuk ekonomi Israel dan untuk masa depan anak-anak kita," kata Lapid.

Penyebutannya tentang solusi dua negara ini menjadi yang pertama oleh seorang pemimpin Israel selama bertahun-tahun di acara tersebut dan menggemakan dukungan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden di Israel pada Agustus. Lapid berbicara isu tersebut kurang dari enam minggu sebelum pemilihan 1 November yang dapat mengembalikan kekuasaan mantan Perdana Menteri sayap kanan Benjamin Netanyahu yang menjadi penentang lama dalam solusi dua negara.

Sedangkan Presiden Palestina Mahmoud Abbas akan berbicara di tempat yang sama sehari setelah Lapid memberikan penawaran tersebut. Menurut sumber yang mengetahui pidato Abbas, dia akan berbicara dengan keyakinan, mencatat bahwa MU PBB telah mengakui negara Palestina, tetapi dalam praktiknya rakyat Palestina menderita karena pendudukan yang berkelanjutan dan konsekuensinya. 

Baca juga : BSR: Facebook Langgar Hak Pengguna Asal Palestina Selama Serangan 11 Hari di Gaza

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement