REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau memasang kamera jebak (camera trap) di sekitar lokasi temuan jejak harimau Sumatra (panthera tigris Sumatrae) di perkebunan warga Kampar Hulu, Kabupaten Kampar, guna memantau pergerakan kucing besar tersebut.
Pelaksana Harian (Plh) Kepala BBKSDA Riau, Hartono menyebutkan, pihaknya terus memonitor terkait keberadaan harimau yang kemungkinan masih berada di sekitar lokasi. Berdasarkan hasil tinjauan tim di lapangan, kata Hartono, jejak kaki harimau tersebut menunjukkan satwa loreng itu telah berusia cukup dewasa.
"Di lokasi yang sama sudah dua kali ada temuan jejak harimau. Kami pastikan itu satu individu harimau yang sama. Umurnya juga sudah dewasa," sebut Hartono di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, Jumat (23/9/2022).
Walaupun jejak ditemukan di perkebunan, lokasi temuan tersebut cukup dekat dengan permukiman masyarakat. Selain itu, juga ditemukan bangkai seekor monyet yang telah tercabik yang diduga dimangsa harimau tersebut.
Pihaknya juga melakukan sosialisasi dan mengimbau masyarakat setempat untuk tetap berhati-hati dan waspada saat melakukan aktivitas harian terutama di sekitar hutan. "Bila masyarakat menemukan jejak lain dari satwa tersebut, harap segera laporkan agar kami segera berupaya untuk memberikan rasa aman masyarakat," kata Hartono.
Sementara itu, sepanjang Januari hingga Agustus 2022, telah terjadi 55 kasus konflik, dan tahun 2019 konflik satwa telah mengakibatkan sembilan orang meninggal dunia dan juga kematian sejumlah satwa di Provinsi Riau.