Jumat 23 Sep 2022 09:50 WIB

Simak Saham-Saham Rekomendasi Pakar di Tengah Rontoknya Saham Energi

IHSG berpotensi menguat meski saham-saham sektor energi amblas pagi ini

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi berpeluang menguat sepanjang hari ini. Di awal perdagangan, IHSG dibuka naik tipis ke level 7.219,02 setelah ditutup di zona hijau kemarin. Meski sempat dibuka naik, pergerakan IHSG pagi ini cukup tertekan dengan amblasnya saham-saham energi. AKRA jatuh hingga 3,4 persen disusul ADRO terpangkas 1,71 persen dan HRUM melemah 1,5 persen.
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi berpeluang menguat sepanjang hari ini. Di awal perdagangan, IHSG dibuka naik tipis ke level 7.219,02 setelah ditutup di zona hijau kemarin. Meski sempat dibuka naik, pergerakan IHSG pagi ini cukup tertekan dengan amblasnya saham-saham energi. AKRA jatuh hingga 3,4 persen disusul ADRO terpangkas 1,71 persen dan HRUM melemah 1,5 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi berpeluang menguat sepanjang hari ini. Di awal perdagangan, IHSG dibuka naik tipis ke level 7.219,02 setelah ditutup di zona hijau kemarin. 

Meski sempat dibuka naik, pergerakan IHSG pagi ini cukup tertekan dengan amblasnya saham-saham energi. AKRA jatuh hingga 3,4 persen disusul ADRO terpangkas 1,71 persen dan HRUM melemah 1,5 persen. 

Sementara di Asia, mayoritas indeks dibuka turun mengikuti pergerakan indeks saham utama di Wall Street semalam yang memperpanjang rangkaian penurunan menjadi tiga hari beruntun.

"Pasar saham tertekan oleh ekspketasi kebijakan moneter yang lebih ketat dan perlambatan ekonomi global," kata Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Jumat (23/9/2022).

Baca juga : ORI022 dengan Kupon 5,95 Persen akan Terbit, Ini Daftar Tempat Pembeliannya

Di pasar obligasi, imbal hasil surat utang Pemerintah AS bertenor 10 tahun melompat 18 bps menjadi 3,71 persen sementara yield surat utang bertenor 2 tahun yang lebih sensitif terhadap pergerakan dan ekspektasi suku bunga acuan naik 13 bps menjadi 4,12 persen.

Bank sentral di dunia menaikkan suku bunga acuan sebesar 350 bps minggu ini dalam konteks perang melawan inflasi. Bank sentral di Ingggris, Swiss dan Norwegia semalam menaikkan suku bunga acuan setelah pada hari Kamis bank sentral di Asia (Filipina, Indonesia dan Taiwan) menaikkan suku bunga acuan.

Kenaikan suku bunga terbesar minggu ini di lakukan oleh bank sentral Swedia (Riksbank) dengan 100 bps di susul oleh bank sentral AS (federal Reserve) dengan kenaikan 75 bps untuk ketiga kalinya tahun ini.

Bank sentral di dunia diyakini masih akan terus menaikkan suku bungha acuan meskipun menghadapi risiko menicu terjadinya resesi ekonomi global. Di Asia Tenggara, kemarin tiga bank sentral menaikkan suku bunga acuan sebagai respons dari kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve. 

Bank sentral Indonesia dan Filipina mengumumkan kenaikan suku bunga 50 bps hanya dalam perbedaan waktu beberapa menit saja. Sementara bank sentral Vietnam beberapa jam kemudian untuk pertama kali sejak September 2020 mengumumkan kenaikan suku bunga acuan 100 bps. 

Baca juga :  Suku Bunga BI Naik, Sri Mulyani: Pilihan Tepat Hadapi Kondisi Ekonomi

Namun tidak semua bank sentral berlomba menaikkan suku bunga. Bank sentral Turki justru menurunkan suku bunga. Sementara bank sentral di Brazil dan Norwegia memberi indikasi akan jeda sejenak dari pengetatan kebijakan moneter. Bank sentral Jepang (BOJ) mempertahankan kebijakan moneter yang super longgar.

Sejalan dengan proyeksi IHSG yang berpeluang menguat, Phillio Sekuritas Indonesia merekomendasikan sejumlah saham yang berpotensi bullish.

GEMS

Short Term Trend   : Bullish

Medium Term Trend  : Sideways

Trade Buy          : 7350

Target Price 1     : 7725

Target Price 2     : 7925

Stop Loss          : 6975

CLEO

Short Term Trend   : Bullish

Medium Term Trend  : Bullish

Trade Buy          : 492-494

Target Price 1     : 520

Target Price 2     : 535

Stop Loss          : 464

BOSS

Short Term Trend   : Bullish

Medium Term Trend  : Bullish

Trade Buy          : 82

Target Price 1     : 90

Target Price 2     : 97

Stop Loss          : 74

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement