Jumat 23 Sep 2022 15:20 WIB

Kekerasan Meluas, Tokoh Muslim dan Hindu di Inggris Serukan Ketenangan

Terjadi ketegangan antara kelompok Muslim dan Hindu di Inggris.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Muhammad Hafil
Kekerasan Meluas, Tokoh Muslim dan Hindu di Inggris Serukan Ketenangan. Foto:  Muslim India memegang plakat menuntut penangkapan Nupur Sharma, juru bicara partai nasionalis Hindu yang memerintah saat mereka bereaksi terhadap referensi menghina Islam dan Nabi Muhammad yang dibuat olehnya selama protes di Ahmedabad, India, Jumat, 10 Juni 2022. Di sedikitnya lima negara Arab telah mengajukan protes resmi terhadap India, dan Pakistan dan Afghanistan juga bereaksi keras pada Senin atas komentar yang dibuat oleh dua juru bicara terkemuka dari Partai Bharatiya Janata pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi.
Foto: AP/Ajit Solanki
Kekerasan Meluas, Tokoh Muslim dan Hindu di Inggris Serukan Ketenangan. Foto: Muslim India memegang plakat menuntut penangkapan Nupur Sharma, juru bicara partai nasionalis Hindu yang memerintah saat mereka bereaksi terhadap referensi menghina Islam dan Nabi Muhammad yang dibuat olehnya selama protes di Ahmedabad, India, Jumat, 10 Juni 2022. Di sedikitnya lima negara Arab telah mengajukan protes resmi terhadap India, dan Pakistan dan Afghanistan juga bereaksi keras pada Senin atas komentar yang dibuat oleh dua juru bicara terkemuka dari Partai Bharatiya Janata pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi.

REPUBLIKA.CO.ID,LONDON–Para pemimpin agama di Inggris telah memperingatkan bahwa bentrokan kekerasan antara kelompok Hindu dan Muslim dapat menyebar ke seluruh nnegeri jika tidak menjaga ketenangan. Pernyataan ini keluar setelah meningkatnya ketegangan di kota Staffordshire, Smethwick.

Ketegangan itu terjadi setelah kerusuhan yang menyebabkan 47 orang ditangkap selama akhir pekan di kota Leicester, dengan insiden lain yang dilaporkan di kota-kota tetangga pekan ini. Ketegangan di Inggris diyakini dipicu masalah konflik agama di India yang dibawa ke Inggris dan difasilitasi oleh desas-desus palsu tentang kekerasan di media sosial.
 
Pemimpin komunitas Muslim dan Hindu mengeluarkan pernyataan bersama pada Selasa lalu yang meminta ketenangan dan kemudian ditegaskan kembali pada Rabu.
 
“Para pemimpin lintas agama, Syiah, Hindu, Muslim dan Kristen sedang berbicara dengan orang-orang dan pada akhirnya hanya beberapa ratus pembuat onar yang muncul. Beberapa bahkan mungkin datang dari Leicester. Kami sekarang berusaha memastikan ini tidak terjadi lagi," kata Ashvani Kumar, seorang wali dari Durga Bhawan Center Smethwick dilansir dari Arab News, Kamis (22/9/2022).
 
Kebangkitan nasionalisme Hindu di India juga disalahkan karena memicu masalah tersebut. Perdana Menteri India Narendra Modi telah lama dituduh Islamofobia dan serangan terhadap Muslim di seluruh negeri telah meningkat selama masa jabatannya.
 
Di antara desas-desus yang diduga memicu bentrokan adalah bahwa seorang gadis Muslim telah diculik dari daerah itu oleh sekelompok pria Hindu, yang kemudian oleh polisi dipastikan tidak terjadi. Sebuah video yang menunjukkan sekelompok pemuda Hindu di daerah mayoritas Muslim di Leicester meneriakkan "Jai Shri Ram", yang berarti "Kemuliaan bagi Tuhan Rama" yang telah menjadi slogan favorit nasionalis Hindu di India juga memicu ketegangan ini.
 
“Kami telah hidup damai di kota ini bersama selama bertahun-tahun dan ketegangan ini telah diciptakan di luar negeri oleh ekstremis sayap kanan dan dibawa ke Inggris," kata Mazhar Mohammed, ketua wali di Masjid Jamia di Smethwick.
 
Komisi tinggi India dan Pakistan di London, sementara itu, mengeluarkan pernyataan terpisah yang mengutuk kekerasan itu, menyerukan pihak berwenang untuk memulihkan ketertiban.
 
Adapun seorang pria Hindu dari Leicester bernama Vinod mengatakan kepada The Telegraph: “Media sosial memainkan peran besar dalam hal ini dan ada agenda, orang-orang sedang mencari untuk menciptakan kekacauan antar komunitas, tidak hanya di Leicester tetapi di seluruh Inggris,"katanya.
 
“Kami telah diberitahu bahwa akan ada sesuatu yang serupa di Nottingham dan Coventry. Ini direncanakan dengan baik dengan narasi anti-Islam dan sentimen anti-Hindu, dan itu adalah tindakan beberapa orang fanatik yang mencoba untuk mendapatkan reaksi.

Baca Juga

Pendapat pribadi saya adalah jika kita tidak hati-hati, itu akan menyebar ke seluruh Inggris, di mana pun ada komunitas Asia Selatan,” tambahnya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement