Jumat 23 Sep 2022 17:17 WIB

Dari Wapres, Erick Thohir, Kang Emil Hingga Anies akan Hadiri Muktamar Persis

Sejumlah tokoh nasional akan menghadiri Muktamar ke-16 Persatuan Islam (Persis).

logo persis
Foto: google
logo persis

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah tokoh nasional akan menghadiri Muktamar ke-16 Persatuan Islam (Persis). Muktamar ini sendiri diselenggarakan di Soreang Kabupaten Bandung, Jawa Barat (Jabar), pada 23-26 September 2022.

Wakil Sekretaris Umum (Wasekum) PP Persis Aay Muhammad Furkon mengatakan, Muktamar akan dibuka oleh Wapres RI Ma'ruf Amin. Selain itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir juga akan hadir pada Muktamar Persis kali ini.

Baca Juga

Dua gubernur juga akan hadir, yaitu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jabar Ridwan Kamil (Kang Emil). Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid pun termasuk di antara yang tokoh nasional yang akan hadir.

"Yang Insya Allah akan hadir adalah Gubernur DKI Anies Baswedan, Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Ketua Kadin Indonesia Arsjad Rasjid. Mereka akan hadir dalam acara diskusi pembukaan," tuturnya kepada Republika.co.id, Jumat (23/9).

Muktamar Persis ke-16 mengusung tema "Transformasi Gerakan Dakwah Persis untuk Mewujudkan Islam Rahmatan Lil'Alamin dalam Bingkai NKRI." Tema Muktamar ini adalah wujud untuk menginspirasi semangat Persis.

Sekretaris Panitia Pengarah (SC) Muktamar Persis ke-16, Ustadz Haris Muslim, tema tersebut dipilih setelah melewati diskusi panjang dan pertimbangan yang matang. Dia mengatakan, Persis pada masa awal berdirinya mengambil peran sebagai organisasi pembaharu, yang mendobrak kejumudan berpikir, dan mengajak orang berpikir lebih terbuka.

Ustadz Haris menuturkan, jika dilihat dari namanya, Persis merupakan salah satu ormas Islam yang menggunakan bahasa Indonesia. Dengan demikian, Persis ingin menawarkan ide-ide dan gagasan Islam yang sebetulnya lebih terbuka. Kata transformasi digunakan di antaranya didasarkan pada kesadaran bahwa transformasi individu, kelompok maupun bangsa adalah sunnatullah dalam kehidupan.

"Salah satu yang pasti bertransformasi adalah gerakan dakwah. Jadi perlu digaris bawahi, bukan dakwahnya yang berubah tapi gerakannya. Umat Islam wajib berdakwah tetapi gerakan dakwahnya mungkin bisa menyesuaikan dengan situasi dan kondisi," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement