Sabtu 24 Sep 2022 05:16 WIB

Pakar: Henti Jantung Mendadak dapat Serang Semua Umur

Dokter spesialis ingatkan henti jantung mendadak berbeda dengan serangan jantung

Henti jantung mendadak (ilustrasi). Henti Jantung Mendadak merupakan kondisi organ jantung berhenti total tanpa ada gejala awal penyertanya. Hal ini akibat terjadinya gangguan 'listrik' jantung sehingga aliran darah yang membawa asupan energi dan oksigen terhenti.
Foto: www.freepik.com.
Henti jantung mendadak (ilustrasi). Henti Jantung Mendadak merupakan kondisi organ jantung berhenti total tanpa ada gejala awal penyertanya. Hal ini akibat terjadinya gangguan 'listrik' jantung sehingga aliran darah yang membawa asupan energi dan oksigen terhenti.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Henti Jantung Mendadak merupakan kondisi organ jantung berhenti total tanpa ada gejala awal penyertanya. Hal ini akibat terjadinya gangguan 'listrik' jantung sehingga aliran darah yang membawa asupan energi dan oksigen terhenti. 

Pompa jantung yang berhenti secara mendadak ini menyebabkan darah tidak mengalir hingga dapat menyebabkan kerusakan permanen pada organ otak. Henti jantung mendadak bahkan dapat menyebabkan kematian jiwa. 

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dari Siloam Hospitals Jantung Diagram, dr Doni Friadi Sp.JP (K) FIHA., mengatakan, kondisi gawat darurat tersebut memerlukan penanganan medis atau pertolongan sesegera mungkin. Langkah pertama adalah segera menghubungi tim mobil ambulans dan bagi yang terlatih atau berkompetensi melakukan pijat jantung atau tehnik RJP ( resusitasi jantung paru) atau banyak dikenal CPR. 

Teknik tersebut dilakukan guna merangsang jantung agar kembali bergerak aktif. Dokter Doni turut mengingatkan bahwasannya secara keilmuan, henti jantung mendadak (vertikel fibrilasi) berbeda halnya dengan serangan jantung.

"Kondisi henti jantung mendadak merupakan akumulasi dari rangkaian serangan jantung yang sebelumnya pernah diderita pasien. Adapula kasus tertentu penyebab henti jantung mendadak, yang umumnya disebabkan oleh kecelakaan. Henti jantung mendadak dibagi oleh dua bagian yaitu, Sudden Cardiac Arrest yaitu setelah pasien dapat ditolong secara medis dan Sudden Cardiac Death atau pasien yang tidak tertolong", tutur dr Doni Friadi Sp.JP (K) FIHA berdasarkan rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (23/9/2022)

Doni menambahkan bahwa penanganan awal kondisi gawat darurat Henti Jantung Mendadak melalui tehnik RJP ( resusitasi jantung paru) atau dikenal dengan sebutan CPR, dilakukan sesegera mungkin bagi yang berkompetensi melakukannya."Kondisi 'jantung berhenti' ini adalah kondisi terburuk, tindakan resusitasi jantung paru dari si penolong yang terlatih dan cepat akan memperbesar kemungkinan jantung kembali bergerak atau berdetak sambil menunggu petugas medis, ambulan atau tiba di IGD rumah sakit", ungkap Doni Friadi.

Penyebab henti Jantung

Doni menyatakan Henti Jantung Mendadak, dapat disebabkan berbagai hal. Secara umum henti jantung mendadak disebabkan adanya riwayat dari penderita penyakit jantung koroner. Pasien dengan kondisi 'Jantung membesar', kelainan di otot atau katup jantung bahkan adanya gangguan irama jantung.

"Kondisi penyakit Stroke perdarahan atau kondisi tenggelam atau benturan keras pada wilayah dada dapat menyebabkan terhentinya organ jantung berdetak. Faktor genetik atau keturunan turut mempengaruhi timbulnya kondisi jantung berhenti mendafdak. Pahami bahwasannya kondisi henti jantung mendadak dapat terjadi pada semua usia", tutur Doni Friadi. 

Ia juga mengingatkan ada beberapa gejala dari awal mula henti jantung, antara lain pusing, lemas, nyeri dada, sesak napas dan lainnya.

"Bahkan dari hitungan minggu hingga satu bulan sebelumnya. Konsultasi dengan dokter spesialis melalui pola deteksi dini adalah keharusan," ucap dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement