Sabtu 24 Sep 2022 07:00 WIB

Studi: 20 Persen Pencarian TikTok Tunjukan Informasi Salah

Saat ini banyak anak muda yang beralih ke tiktok untuk mencari informasi.

Rep: Mabruroh/ Red: Muhammad Hafil
(Foto: ilustrasi aplikasi TikTok)
Foto: Pixabay
(Foto: ilustrasi aplikasi TikTok)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini banyak anak muda yang beralih ke media sosial untuk mencari informasi. Salah satu platform yang biasa digunakan adalah TikTok. Namun, kebiasaan ini tidak selalu bagus.

Menurut penelitian baru NewsGuard, TikTok mengandung banyak informasi yang salah terkait topik yang serius. Ini dilihat dari pencarian berita terkemuka pada September. Organisasi pemeriksa fakta menemukan informasi yang salah di hampir 20 persen video yang muncul di mesin pencari. Dari 540 video yang diteliti, 105 mengandung klaim palsu atau informasi yang menyesatkan.

Baca Juga

“Ini berarti saat pengguna mencari informasi terkait invasi Rusia, penembakan massal di sekolah, dan vaksin Covid-19, mereka secara konsisten diberi klaim palsu dan menyesatkan,” kata NewsGuard, dikutip Mashable, Sabtu (24/9/2022).

Studi NewsGuard juga mencatat TikTok sering menyarankan istilah kontroversial. Misal, istilah “perubahan iklim” bisa muncul dengan istilah “perubahan iklim tidak ada” atau “perubahan iklim adalah mitos.”

TikTok mengatakan pedoman komunitasnya tidak mengizinkan kesalahan informasi yang berbahaya, termasuk kesalahan informasi medis. Jika ditemukan, perusahaan akan segera menghapusnya dari platform.

“Kami bermitra dengan pihak kredibel tentang topik yang terkait dengan kesehatan masyarakat dan bermitra dengan pemeriksa fakta independen yang membantu kami menilai keakuratan konten,” kata TikTok.

Dalam laporan transparansi sebelumnya yang mencakup enam bulan terakhir tahun 2020, TikTok mengatakan telah menghapus lebih dari 340 ribu video di Amerika Serikat (AS) karena berbagi informasi yang salah. Selain itu, platform juga menghapus lebih dari 50 ribu video yang menyebarkan informasi salah tentang Covid-19.

Informasi salah mengenai pemilihan presiden AS 2020, serangan Capitol 6 Januari, perang Rusia-Ukraina, dan penembakan di sekolah Uvalde sudah sangat berbahaya. Namun, laporan NewsGuard juga menemukan kesalahan informasi kesehatan yang signifikan dan bisa berdampak negatif lebih serius.

Penelitian ini menemukan beberapa video TikTok yang mempromosikan obat palsu untuk Covid-19 dan ramuan buatan sendiri untuk aborsi. Ini sangat memprihatinkan karena akses ke aborsi yang aman tidak lagi dilindungi secara hukum di AS yang membuat orang-orang yang putus asa dan rentan terhadap kesalahan informasi.

"Meskipun juru bicara TikTok mengatakan kepada NewsGuard pada Juli 2022 bahwa video yang mempromosikan aborsi herbal melanggar pedoman komunitas situs dan akan dihapus, NewsGuard menemukan dua bulan kemudian, konten aborsi herbal terus dapat diakses dengan mudah di platform," ujar NewsGuard.

Pada dasarnya, TikTok dipenuhi dengan konten yang sangat beragam, termasuk konten pendidikan. Namun, penting untuk selalu memeriksa ulang informasi dari sumber tepercaya, terutama jika menyangkut hal-hal seperti politik atau kesehatan. 

Sumber:

https://sea.mashable.com/tech/21413/tiktoks-search-suggests-misinformation-almost-20-percent-of-the-time-says-report

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement