Sabtu 24 Sep 2022 05:35 WIB

Hartini Sayangkan Respons Sekolah Terkait Kekerasan Anaknya di Sekolah

Sang anak disebut masih mendapat perlakuan tidak menyenangkan di sekolah.

Rep: C02/ Red: Agus raharjo
Ilustrasi Kekerasan Terhadap Anak
Foto: pixabay
Ilustrasi Kekerasan Terhadap Anak

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO-- Hartini (39 tahun) Warga Baturan, Colomadu, yang juga orang tua murid siswa kelas IV SDN Karangasem 004 menyayangkan respons sekolah terkait kekerasan yang dialami anaknya beberapa waktu lalu. Meski kedua belah pihak telah berdamai, Hartini mengaku menurut cerita anaknya masih mendapat perlakuan tidak menyenangkan di sekolah.

Sebelumnya, Hartini menuturkan anaknya pernah mengalami pendarahan karena ditendang di bagian kemaluannya. Kejadian tersebut terjadi pada 23 Agustus lalu.

Baca Juga

Awalnya, Hartini mendapat telepon dari pihak sekolah yang memberitahukannya anaknya dalam kondisi syok. Ia pun datang ke sekolah, ia bertanya ke putrinya katanya sempat ditendang salah satu teman di kelasnya. Namun, karena melihat kondisi anaknya baik-baik saja, kemudian ia lanjut rapat orang tua murid.

“Waktu itu saya tanya hanya bilang ditendang, sebatas itu saja. Karena sepertinya tidak apa-apa, saya lanjut ikut rapat orangtua karena kebetulan siang itu memang jadwalnya rapat orangtua,” katanya, Jumat (23/9/2022).  

Sepulang sekolah anaknya mengaku takut buang air kecil. Setelah mencari tahu ternyata bagian yang ditendang mengenai kemaluannya. Malamnya saya langsung bawa anak saya ke bidan untuk memeriksakan.

“Pulang dari sekolah anak saya bilang tidak mau pipis. Saya tanya kenapa? Ia bilang sakit karena tadi waktu pipis berdarah. Malamnya setelah periksakan ke bidan katanya memang ada pembengkakan. Bidannya tanya kenapa sampai seperti ini dan saya ceritakan lantas diberi obat,” kata Hartini.

Terlepas dari kekerasan yang diderita anaknya, Hartini mengaku sudah dipertemukan sekali oleh pihak sekolah pascakejadian tersebut-antara orang tua korban dan orang tua pelaku. Namun, ia mengaku belum puas. Walaupun sekarang anaknya telah sembuh pascakejadian tersebut dan pihak pelaku juga sudah meminta maaf.

"Memang sudah ada pembicaraan dengan pihak sekolah, bahkan sudah dipertemukan dengan orangtua anak yang menendang putri saya. Tapi saya rasa belum selesai (saya masih belum tenang-red),” katanya.

Berkaca dari respons sekolah pascakejadian, Hartini menyayangkan karena anaknya masih mengalami tindakan tidak menyenangkan dan sekolah terkesan abai setelah kejadian sebelumnya. Namun, pihaknya juga sebenarnya sudah memaafkan pelaku dan memakluminya.

"Memang anak saya sempat curhat ke salah satu guru kalau pengen pindah karena ditendang temannya itu. Saya juga sudah lapor ke sekolah, katanya mau ditindaklanjuti tapi sampai sekarang belum ada hasilnya," terangnya.

Hartini mengaku bahwa ia memaklumi karena baik pelaku atau anaknya masih dibawah umur. Namun ia khawatir kejadian akan berulang kedepannya. Pihaknya hanya menyayangkan penanganan dari sekolah pasca kejadian yang terkesan abai. Oleh karena itu, apabila kedepan jika diperlukan ia akan datang untuk konsultasi dengan Dinas Pendidikan Kota Solo.

"Kalau legowo ya memang saya sudah legowo, tapi kekhawatiran itu tetap ada. Mungkin jika perlu komunikasi dengan dinas, nanti saya akan cari waktu untuk datang sendiri," tegas Hartini.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement