Sabtu 24 Sep 2022 08:19 WIB

Malaysia Tegas Dukung Palestina Sebagai Negara Merdeka

Malaysia sejak lama tidak mendukung Israel di organisasi internasional.

Red: Nora Azizah
Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob.
Foto: AP/Eugene Hoshiko
Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Perdana Menteri Ismail Sabri menegaskan komitmen Malaysia mendukung Palestina sebagai negara merdeka dengan Baitulmaqdis sebagai ibu kota negara saat bertemu Presiden Palestina Mahmoud Abbas di New York, Jumat (24/9/2022) waktu setempat. "Saya juga menegaskan kembali komitmen Malaysia untuk terus mendukung perjuangan dan hak Palestina sebagai negara merdeka dan berdaulat dengan Baitulmaqdis sebagai ibu kotanya," katanya dalam pernyataan melalui akun media sosial resminya yang diakses dari Kuala Lumpur, Sabtu.

Pertemuan keduanya terjadi di sela-sela agenda Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-77 di New York, Amerika Serikat. Ia mengatakan, posisi Malaysia sejak lama sama sekali tidak mendukung Israel di organisasi internasional manapun sampai Palestina mendapatkan haknya sebagai negara berdaulat.

Baca Juga

"Malaysia juga mendukung proses perdamaian Israel-Palestina dan berakhirnya pendudukan Israel atas wilayah Palestina yang diduduki," ujar dia. 

Penandatanganan empat nota kesepahaman yang bertujuan membentuk pertemuan komite bersama serta penguatan kerja sama di bidang kesehatan, pariwisata dan urusan Islam juga dilakukan dalam pertemuan keduanya, sebagai upaya memperkuat hubungan bilateral kedua negara. Malaysia juga menyambut baik warga Palestina untuk melanjutkan studi di negeri jiran tersebut dalam bidang-bidang penting yang dapat membantu pembangunan kembali Palestina.

Hingga saat ini, menurut Ismail Sabri, terdapat 800 mahasiswa Palestina di universitas terkemuka di Malaysia dan mereka melanjutkan studi di berbagai bidang termasuk teknik dan teknik.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يُوْصِيْكُمُ اللّٰهُ فِيْٓ اَوْلَادِكُمْ لِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِ ۚ فَاِنْ كُنَّ نِسَاۤءً فَوْقَ اثْنَتَيْنِ فَلَهُنَّ ثُلُثَا مَا تَرَكَ ۚ وَاِنْ كَانَتْ وَاحِدَةً فَلَهَا النِّصْفُ ۗ وَلِاَبَوَيْهِ لِكُلِّ وَاحِدٍ مِّنْهُمَا السُّدُسُ مِمَّا تَرَكَ اِنْ كَانَ لَهٗ وَلَدٌ ۚ فَاِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهٗ وَلَدٌ وَّوَرِثَهٗٓ اَبَوٰهُ فَلِاُمِّهِ الثُّلُثُ ۚ فَاِنْ كَانَ لَهٗٓ اِخْوَةٌ فَلِاُمِّهِ السُّدُسُ مِنْۢ بَعْدِ وَصِيَّةٍ يُّوْصِيْ بِهَآ اَوْ دَيْنٍ ۗ اٰبَاۤؤُكُمْ وَاَبْنَاۤؤُكُمْۚ لَا تَدْرُوْنَ اَيُّهُمْ اَقْرَبُ لَكُمْ نَفْعًا ۗ فَرِيْضَةً مِّنَ اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلِيْمًا حَكِيْمًا
Allah mensyariatkan (mewajibkan) kepadamu tentang (pembagian warisan untuk) anak-anakmu, (yaitu) bagian seorang anak laki-laki sama dengan bagian dua orang anak perempuan. Dan jika anak itu semuanya perempuan yang jumlahnya lebih dari dua, maka bagian mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Jika dia (anak perempuan) itu seorang saja, maka dia memperoleh setengah (harta yang ditinggalkan). Dan untuk kedua ibu-bapak, bagian masing-masing seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika dia (yang meninggal) mempunyai anak. Jika dia (yang meninggal) tidak mempunyai anak dan dia diwarisi oleh kedua ibu-bapaknya (saja), maka ibunya mendapat sepertiga. Jika dia (yang meninggal) mempunyai beberapa saudara, maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di atas) setelah (dipenuhi) wasiat yang dibuatnya atau (dan setelah dibayar) utangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih banyak manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.

(QS. An-Nisa' ayat 11)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement