Sabtu 24 Sep 2022 09:33 WIB

Massa Pro Pemerintah Iran Gelar Aksi Tandingan: Pelanggar Alquran Harus Dieksekusi

Massa anti-Pemerintah gelar aksi maraton tuntut cabut kewajiban jilbab

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nashih Nashrullah
 Surat kabar harian Iran melaporkan kematian Mahsa Amini, di Teheran, Iran, 18 September 2022. Mahsa Amini, seorang gadis berusia 22 tahun, ditahan pada 13 September oleh unit polisi yang bertanggung jawab untuk menegakkan aturan berpakaian ketat Iran untuk wanita. Amini dinyatakan meninggal pada 16 September, setelah mengalami koma selama 3 hari. Protes pecah di Saqez, kampung halaman Amini selama pemakamannya pada 17 September.
Foto: EPA-EFE/ABEDIN TAHERKENAREH
Surat kabar harian Iran melaporkan kematian Mahsa Amini, di Teheran, Iran, 18 September 2022. Mahsa Amini, seorang gadis berusia 22 tahun, ditahan pada 13 September oleh unit polisi yang bertanggung jawab untuk menegakkan aturan berpakaian ketat Iran untuk wanita. Amini dinyatakan meninggal pada 16 September, setelah mengalami koma selama 3 hari. Protes pecah di Saqez, kampung halaman Amini selama pemakamannya pada 17 September.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN – Unjuk rasa yang diselenggarakan pemerintah Iran berlangsung di beberapa kota pada Jumat (23/9/2022). Demonstrasi saingan ini untuk melawan protes anti-pemerintah yang dipicu kematian Mahsa Amini dalam tahanan polisi moral. 

Pawai pro-pemerintah mengikuti peringatan terkuat dari pihak berwenang ketika tentara mengatakan akan menghadapi musuh di balik kerusuhan. Upaya ini bisa menandakan jenis tindakan keras yang telah digunakan untuk menghancurkan protes di masa lalu. 

Baca Juga

Liputan televisi pemerintah menunjukkan, kerumunan mengutuk pengunjuk rasa anti-pemerintah sebagai "tentara Israel". "Pelanggar Alquran harus dieksekusi," teriak mereka. 

Presiden Ebrahim Raisi menyatakan, demonstrasi pro-pemerintah menunjukkan kekuatan dan menegaskan kekacauan tidak akan ditoleransi. 

"Kehadiran rakyat (dalam pawai) hari ini, adalah kekuatan dan kehormatan Republik Islam," ujarnya yang menghadapi protes terbesar sejak 2019.

Akun Twitter 1500tasvir yang memiliki 117 ribu pengikut melaporkan, bentrokan hebat di pusat kota Isfahan antara pengunjuk rasa anti-pemerintah dan pasukan keamanan terjadi. Akun tersebut juga menunjukkan protes jalanan anti-pemerintah di beberapa bagian ibu kota dan di Shahin Shahr di Iran tengah 

Kepala Polisi Iran, Hossein Ashtari, menyerukan dengan kata-kata keras dalam upaya untuk menghentikan protes. "Keamanan rakyat adalah batas kami. Mereka yang terlibat dalam sabotase dan menciptakan ketidakamanan berdasarkan arahan dari luar negeri harus tahu bahwa mereka akan ditindak tegas," ujarnya.

Pesan tentara juga menunjukan peringatan kepada pengunjuk rasa untuk menyelesaikan aksinya. "Tindakan putus asa ini adalah bagian dari strategi jahat musuh untuk melemahkan rezim Islam," katanya.

Militer mengatakan akan menghadapi berbagai rencana musuh untuk memastikan keamanan dan perdamaian bagi orang-orang yang diserang secara tidak adil. 

Menteri Intelijen, Mahmoud Alavi, memperingatkan pada Jumat. Dia mengatakan, para penghasut ini memiliki impian  untuk mengalahkan nilai-nilai agama dan pencapaian besar revolusi tidak akan pernah terwujud.

Kematian Amini telah menyalakan kembali kemarahan atas berbagai masalah termasuk pembatasan kebebasan pribadi di Iran, aturan berpakaian yang ketat untuk perempuan dan ekonomi yang terguncang akibat sanksi. 

Protes anti-pemerintah diperkirakan tidak akan menimbulkan ancaman langsung bagi ulama penguasa Iran, yang memiliki pasukan keamanan yang telah memadamkan satu demi satu protes dalam beberapa tahun terakhir.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, bertemu dengan Raisi di New York pada Kamis (22/9). Juru bicara PBB Stephane Dujarric menanyatakan, keduanya mengangkat masalah hak asasi manusia dan PBB menyatakan prihatin tentang laporan protes damai yang dipenuhi dengan penggunaan kekuatan berlebihan yang menyebabkan puluhan kematian dan cedera.    

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement