Sabtu 24 Sep 2022 10:48 WIB

Riset: Membayar Zakat Berpengaruh Terhadap Kebahagiaan

Kepatuhan membayar zakat memiliki kemampuan 10,6 persen dalam memengaruhi kebahagiaan

Peserta Beasiswa Riset Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Agung Minto Wahyu dari Fakultas Psikologi Universitas Negeri Malang memaparkan bahwa membayar zakat berpengaruh terhadap kebahagiaan yang dirasakan muzaki.
Foto: istimewa
Peserta Beasiswa Riset Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Agung Minto Wahyu dari Fakultas Psikologi Universitas Negeri Malang memaparkan bahwa membayar zakat berpengaruh terhadap kebahagiaan yang dirasakan muzaki.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peserta Beasiswa Riset Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Agung Minto Wahyu dari Fakultas Psikologi Universitas Negeri Malang memaparkan bahwa membayar zakat berpengaruh terhadap kebahagiaan yang dirasakan muzaki. 

Hal tersebut merupakan hasil dari penelitiannya yang berjudul "Kepatuhan Membayar Zakat Memengaruhi Kebahagiaan? Studi Pada Muzaki dari Kalangan Dosen dan Tenaga Kependidikan". Dari 270 responden muzaki yang berprofesi sebagai dosen dan tenaga kependidikan, hasil riset tersebut menyatakan bahwa kebahagiaan dan kepatuhan membayar zakat di kalangan dosen dan tenaga kependidikan secara agregat tergolong tinggi. 

Baca Juga

Hasil penelitian tersebut disampaikan melalui acara yang dikemas dengan tema "Zakat, Muzaki dan Kebahagiaan", disiarkan langsung melalui kanal YouTube Baznas TV, Jumat (23/9). Turut hadir Deputi II Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Baznas RI Dr. M. Imdadun Rahmat, serta Dosen Psikologi Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia Dr. Rihab Said Aqil, S.Psi, M.Ed (Counselling). 

Menurut Agung, hipotesis dari penelitiannya diterima. Hal itu menunjukkan bahwa kepatuhan membayar zakat berpengaruh terhadap kebahagiaan yang dirasakan muzaki dari kalangan dosen dan tenaga kependidikan.

"Kepatuhan membayar zakat memiliki kemampuan sebesar 10,6 persen dalam memengaruhi kebahagiaan, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel-variabel lain," jelasnya. 

Agung menyampaikan, jika muzaki membayar zakat tapi tidak sesuai dengan keimanan di hatinya untuk menerima kewajiban zakat akan berpengaruh pada kebahagiaannya.

Pada kesempatan tersebut, Deputi II Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Baznas RI Dr. M. Imdadun Rahmat menyampaikan apresiasi terhadap hasil penelitian peserta Beasiswa Riset Baznas Agung Minto Wahyu. 

"Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen Baznas untuk terus meningkatkan gerakan zakat di Indonesia dan juga mendorong riset karena penelitian itu penting untuk mendapatkan paparan yang bisa dipertanggungjawabkan secara akademik yang ini akan sangat bermanfaat menilai seberapa jauh prestasi atau capaian-capaian yang kita raih," ujar Imdadun. 

Sementara itu, Dosen Psikologi Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia Dr. Rihab Said Aqil, S.Psi, M.Ed (Counselling) mengucapkan selamat dan apresiasi atas hasil, dan pemaparan dari penelitian tersebut. 

Rhabib juga menekankan pentingnya mencari makna (meaning) dari setiap apa yang dilakukan, salah satunya dari membayar zakat itu sendiri. "Kalau kita motivasinya ekstrinsik jadinya setengah ikhlas dan setengah bahagia. Kalau kita intrinsik saja kita hanya mengharap pahala saja demi komitmen itu sendiri. Tetapi ketika motivasi kita mencari makna, membahagiakan orang lain itu sudah wilayah meaning di mana kita akan puas dan bahagia ketika melihat itu," jelasnya. 

Program beasiswa riset merupakan program pembiayaan dana riset tugas akhir mahasiswa dari jenjang diploma, sarjana, maupun pascasarjana. 

Beasiswa Riset Baznas untuk kategori umum, diberikan kepada mahasiswa aktif yang sedang menyusun tugas akhir untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar diploma, S1, S2, S3. Calon penerima beasiswa kategori ini adalah WNI di seluruh kampus dan jurusan dengan akreditasi minimal B oleh BAN-PT.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement