REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musisi Indonesia lintas genre dan generasi siap bersuara dan berdiskusi mengenai berbagai isu penting lewat Music 20 (M20), salah satunya soal konser ramah lingkungan. Gelaran tersebut merupakan kegiatan pendamping dari Presidensi G20 Indonesia.
Berbagai kegiatan M20 akan bergulir menyambut Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang dijadwalkan berlangsung di Bali pada 15-16 November 2022. Ketua Komite Pelaksana M20, Tantowi Yahya, menjelaskan awal mula lahirnya ide M20.
M20 digagas oleh Menteri BUMN Erick Thohir dalam sebuah pertemuan dengan sejumlah pengurus Yayasan Anugerah Musik Indonesia (AMI). Dalam kesempatan itu, Erick menantang komunitas musik untuk memanfaatkan keketuaan Indonesia di G20 dengan menghadirkan rangkaian acara M20.
Tantowi dan sejumlah musisi lain pun menyanggupi tantangan tersebut, lantas segera merumuskan konsep. M20 dimaksudkan sebagai suatu pergerakan untuk menyerukan kepada masyarakat Indonesia dan dunia mengenai hal-hal baik yang disuarakan melalui musik.
Dijelaskan Tantowi, M20 hadir dalam rangka meresonansi dan mengamplifikasi empat isu utama yang diperjuangkan Indonesia. Sejumlah isu tersebut yakni pembangunan infrastruktur kesehatan global, transisi energi, transformasi digital, dan krisis pangan.
"M20 hadir untuk membantu pemerintah agar pesan-pesan G20 dapat digaungkan. Penggunaan musik sangat reflektif, tidak mengenal ras, politik, dan agama. Pelakunya juga punya banyak penggemar," kata Tantowi kepada //Republika.co.id//, Sabtu (24/9).
Melalui M20, Indonesia hendak menyerukan kepada seluruh musisi dunia untuk mulai membantu pemerintah di negaranya masing-masing dalam menjaga lingkungan dan mengatasi perubahan iklim. Tantowi mengatakan, semua bermuara pada ajakan menggelar konser ramah lingkungan.
Misalnya, menggelar pertunjukan yang rendah emisi karbon, tidak menggunakan plastik, dan mengoptimalkan barang-barang yang bisa didaur ulang. M20 juga ingin menstimulasi para pencipta lagu untuk menciptakan karya-karya berisi ajakan pelestarian lingkungan.
"Terakhir, ajakan untuk bersama-sama memperbaiki taraf hidup para pelaku musik, perbaikan ekosistem, penghargaan atas hak kekayaan intelektual, juga penggunaan green finance dan green banking untuk pembiayaan proyek musik," tutur Tantowi.
Rangkaian acara M20 terdiri dari tiga kegiatan. Pertama, seminar virtual pada 30 September 2022 yang akan mengulas berbagai tema mengenai ekosistem Indonesia. Acara daring tersebut melibatkan pembicara dari Indonesia dan mancanegara.
Kegiatan kedua yang berlangsung pada 14 Oktober 2022 merupakan konferensi pertama dari perwakilan negara-negara G20 dan sembilan negara undangan. Acara virtual itu akan membahas sejumlah isu sorotan dan merumuskan hasilnya.
Puncak acara yakni M20 Summit pada 31 Oktober 2022 akan dihadiri perwakilan negara-negara G20 yang hadir di KTT. Produknya adalah pernyataan bersama mengenai isu-isu prioritas yang jadi sorotan.
Acara puncak rencananya digelar secara hibrida di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta. Pada hari yang sama, malam harinya akan digelar konser kolaborasi para musisi dari negara-negara G20. Tantowi belum menyampaikan informasi mendetail mengenai pengisi acara.
Dia meyakini panitia M20 yang merupakan musisi kenamaan dari berbagai genre dan generasi akan bekerja optimal menjadikan M20 sukses. Tantowi berharap tujuan utama M20 bisa tersampaikan kepada khalayak lewat musik.
"(Sehingga) masyarakat tahu bahwa Indonesia menginisiasi suatu event pendamping yang diharapkan nanti akan beresonansi hasilnya dan M20 akan bergulir di G20 berikutnya," ungkap Tantowi.